Selasa 22 Nov 2011 06:51 WIB

Obama Sahkan Sanksi Baru Terhadap Iran, Targetkan Sektor Energi

Instalasi Nuklir Iran
Foto: AP
Instalasi Nuklir Iran

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Presiden AS Barack Obama, Senin (21/11), mengesahkan sanksi baru yang terarah terhadap Iran, termasuk sektor energi dan petrokimia di Republik Islam tersebut. Menteri Luar Negeri Hillary Clinton dan Menteri Keuangan Timothy Geithner mengungkapkan tindakan baru tersebut di Departemen Luar Negeri AS.

Amerika Serikat mengeluarkan peringatan mengenai ancaman terhadap semua pemerintah dan lembaga keuangan yang melakukan bisnis dengan bank Iran. Tapi negara adidaya tunggal tersebut tak sampai menjatuhkan sanksi terhadap sektor perbankan di Republik Islam itu.

Menurut Obama, itu "adalah untuk pertama kali AS pernah menyebutkan seluruh sektor perbankan Iran sebagai ancaman".

"Pesannya jelas," kata Hillary sebagaimana dikutip AFP. "Jika sikap keras kepala Iran berlanjut, negara itu akan menghadapi pengucilan dan tekanan yang meningkat. Hari ini Amerika Serikat melakukan serangkaian tindakan guna mempertajam pilihan ini."

Hillary, yang mengungkapkan sanksi sebagai "peningkatan penting tekanan atas Iran", mengatakan Amerika Serikat "mengincar sektor energi Iran secara langsung untuk pertama kali".

"Beberapa hari belakangan telah membawa bukti baru bahwa para pemimpin Iran telah terus membangkang terhadap kewajiban internasional mereka," katanya. Ia merujuk kepada laporan paling kuat yang pernah dikeluarkan badan pengawas atom PBB mengenai ambisi nuklir Iran.

Saat merinci sanksi atas barang, jasa dan teknologi bagi sektor petrokimia penting, Hillary mengatakan, "Harus ada konsekuensi atas prilaku semacam itu." Penjualan energi Iran diperkirakan menyumbang 70 persen dari anggaran pemerintah dan sangat penting bagi ekonomi yang lebih luas di Iran.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement