REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI - Dewan Nasional Transisi (NTC) Libya akhirnya mengumumkan pemerintahan barunya. Kabinet baru diumumkan oleh Perdana Menteri NTC, Abdurrahim El Keib, Senin (21/11) kemarin, beberapa jam setelah melakukan pertemuan dengan Duta Besar AS untuk PBB, Susan Rice di Tripoli, Libya.
Osama Al-Juwali, komandan lokal di kota Zintan yang menangkap putra Moammar Qadafi pekan lalu ditunjuk menjadi Menteri Pertahanan sebagai bagian dari kabinet yang didominasi kaum liberal sekuler. Kabinet baru ini juga tidak memberikan posisi bagi tokoh kunci kelompok Islam yang telah bernegosiasi untuk masuk dalam kekuasaan sejak kejatuhan Qadafi.
Pemerintahan baru ini akan menjalankan negara hingga pemilu dilangsungkan. Tetapi, komposisi dalam kabinet menimbulkan ketegangan baru, yang membuat NTC membuka kembali diskusi setelah menyepakati susunan kabinet. "Ada beberapa orang yang tidak menerima beberapa nama," kata sumber yang tidak mau disebut namanya.
Selain Osama Al-Juwali, utusan Libya di PBB, Ibrahim Dabbashi, menempati posisi menteri luar negeri, dan Ali Tarhouni, seorang eksekutif perusahaan minyak mengisi menteri perminyakan, dan menteri keuangan yang sempat keluar dari pemerintahan kembali diangkat.
Perdana Menteri NTC, Abdurrahim El-Keib mengatakan dia akan memilih orang terbaik untuk mengarahkan negara itu menuju demokrasi daripada memilih orang-orang yang memiliki pengaruh politik. "Kami bekerja keras untuk memastikan bahwa apa yang kita miliki solid, saling berpadu, dan mampu melakukan pekerjaan itu."