Rabu 23 Nov 2011 17:10 WIB

Hotel Denmark Sediakan Lantai Khusus Wanita Penuh Cermin dan Pengering Rambut

Rep: Agung Sasongko/ Red: Didi Purwadi
Sky Bella Hotel
Foto: www.globehotels.net
Sky Bella Hotel

REPUBLIKA.CO.ID,KOPENHAGEN - Ada ada saja ide Sky Bella Hotel, Kopenhagen, Denmark. Manajemen Hotel tersebut memberlakukan kebijakan untuk membuka satu lantai khusus untuk perempuan.

Lantai berjuluk 'Donna Bella' ini terdapat 20 kamar yang didekorasi khusus perempuan. Tidak diperbolehkan pria memasuki lantai ini. "Tidak seorang pria pun yang boleh memasuki lantai ini, kecuali petugas pemadam kebakaran," kata Kepala Pengelola Hotel Sky Bella, Anders Dueland, seperti dikutip alarabiya.net, Rabu (23/11).

Anders mengatakan lantai khusus perempuan ini lengkap dengan kamar yang wangi dan penuh bunga. Kamar mandinya dibuat luas ketimbang kamar mandi pada umumnya. Lalu, banyak cermin di dalamnya dan pengering rambut. "Sejauh ini, tamu kami begitu puas dengan layanan ini," kata dia.

Meski sukses besar, pihak Sky Bella Hotel mendapat protes dari Dewan Kesetaraan Gender Denmark. Protes itu berawal dari sebuah laporan seorang tamu hotel yang mengeluhkan adanya diskriminasi.

"Karena pria tidak diperbolehkan mendapat akses ke semua lantai, ini merupakan bentuk diskriminasi. Ini ilegal," demikian bunyi pernyataan resmi Dewan tersebut.

Susanne Fischer, seorang pengacara Dewan, mengatakan Sky Hotel Bella tidak akan menghadapi sanksi administrasi terkait kasus tersebut. Sebab, Dewan tidak memiliki wewenang untuk memberikan sanksi.

Meski demikian, manajemen hotel telah diperintahkan untuk mencabut larangan terhadap akses laki-laki ke lantai Donna Bella. Jika melanggar, penggugat bisa membawa kasus itu ke pengadilan sipil

Menanggapi hal itu, Dueland mengatakan manajemen hotel berhak untuk menentukan siapa yang menginap di hotelnya. "Kami memiliki 814 kamar lain dan ada 20 diantaranya khusus perempuan. Itu berarti ada 794 kamar untuk semua orang, "katanya.

Di Denmark, lanjut dia, menjadi hal yang biasa untuk menyisihkan ruang publik bagi kaum perempuan. Salah satunya adalah kolam renang. "Apakah itu termasuk diskriminasi. Saya tidak mengerti keputusan Dewan," pungkasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement