REPUBLIKA.CO.ID,KAIRO--Sebuah studi yang dibuat oleh Pusat Studi Keamanan Nasional di Universitas Tel Aviv yang dipublikasi Rabu (23/11) kemarin, menyebutkan kesepakatan damai antara Mesir dan Israel akan berakhir. Apalagi hubungan kedua negara tengah mencapai hubungan dalam titik terendah sepanjang sejarah.
Seperti dikutip infopalestina.com, Kamis (24/11), studi ini juga menyebutkan sejumlah faktor akan mendorong pelanggaran kesepakatan damai tersebut sekaligus menyeret keduanya pada kondisi perang. Di antara faktor tersebut antara lain sikap dingin Kairo memicu krisis sehingga akan menyeret keduanya dalam konfrontasi. Krisis itu berawal dari kemarahan publik Mesir akibat kesulitan internal baik politik atau ekonomi.
Faktor lainnya. rezim baru Mesir berusaha memperkuat posisi di kalangan Arab dan di mata dunia internasional. Situasi itu jelas menjadi ancaman Israel. Dan faktor terpenting, konfrontasi Israel dan Palestina khususnya dengan Hamas di Jalur Gaza bisa menyeret Mesir untuk masuk dalam konfrontasi militer melawan Israel.
Studi ini lalu menyimpulkan sikap mengalah dalam bentuk apapun dari kedua pihak soal Sinai akan semakin menambah sensitif situasi. Siapapun yang berani melanggar kesepakatan damai atau melanggar kedaulatan di Sinai, akan mempercepat konfrontasi.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
