REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON- AS dan Uni Eropa (UE) sedang mempertimbangkan "tindakan tambahan" terhadap Iran, demikian pernyataan bersama AS-UE pada Senin (28/11), dengan alasan kegagalan Iran yang berlanjut untuk mematuhi kewajiban internasionalnya.
Menurut pernyataan itu, kedua pihak tersebut sama-sama memiliki "keprihatinan yang mendalam" mengenai prilaku Iran setelah dikeluarkannya laporan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) pada 8 November. Laporan tersebut menuduh Teheran secara diam-diam berusaha membuat bom nuklir.
Kedua pihak itu menegaskan kembali komitmen mereka untuk berusaha mewujudkan penyelesaian diplomatik, melaksanakan resolusi Dewan Keamanan PBB dan mempertimbangkan "tindakan tambahan" sehubungan dengan kegagalan Iran yang terus berlanjut untuk mematuhi kewajiban internasionalnya, kata pernyataan tersebut.
Pernyataan itu dikeluarkan setelah Presiden AS Barack Obama menerima Presiden Dewan Eropa Herman Van Rompuy, Komisi Eropa Presiden Jose Manuel Barroso, dan Utusan Tinggi bagi Kebijakan Luar Negeri Eropa Catherine Ashton di Gedung Putih untuk pertemuan tingkat tinggi tahunan AS-UE.
Pernyataan tersebut menekankan tekad kedua pihak untuk memastikan Iran mematuhi kewajibannya dan bekerja sama secara penuh dengan IAEA guna menangani keprihatinan mengenai sifat program nuklir Iran.
AS dan sekutu Baratnya telah meningkatkan tekanan atas Iran. Senin lalu (21/11), pemerintah Obama mensahkan pemberlakuan sanksi baru, dengan sasaran sektor energi Iran untuk pertama kali.
Selain itu, AS memperingatkan mengenai ancaman terhadap pemerintah atau lembaga keuangan yang berbisnis dengan bank Iran, dan untuk pertama kali menyebutkan sektor perbankan Iran sebagai ancaman.
Dalam tindakan terkoordinasi, Inggris dan Kanada telah menyatakan kedua negara tersebut akan memutuskan hubungan dengan bank Iran.