Rabu 30 Nov 2011 07:31 WIB

Serangan ke Kedubes Inggris di Iran Picu Kenaikan Harga Minyak

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Harga minyak dunia melonjak pada Selasa waktu setempat (Rabu pagi WIB), setelah pengunjuk rasa menyerbu kedutaan Inggris di Teheran, menambah pemicu situasi yang sudah tegang atas program nuklir Iran.

Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Januari, ditutup 1,58 dolar AS lebih tinggi pada 99,62 dolar AS per barel.

Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Januari terdorong naik 1,82 dolar AS menjadi 110,82 dolar AS pada akhir transaksi sore di London.

Kenaikan harga di pasar terjadi setelah pengunjuk rasa menyerbu kedutaan Inggris dan komplek diplomatik lainnya di Teheran pada Selasa, memicu tanda bahaya internasional karena kekuatan Barat mengenakan sanksi-sanksi terhadap negara itu untuk dugaan pengembangan senjata nuklir.

Negara-negara Uni Eropa sudah diperkirakan akan meluncurkan lebih banyak sanksi terhadap Iran pada Kamis, dengan Prancis melobi untuk menempatkan larangan impor minyak dari Iran, produsen minyak OPEC terbesar kedua.

"Presiden Prancis berbicara tentang larangan Eropa secara luas pada impor dari Iran -- yang mungkin setidaknya 450.000 barel per hari, mungkin 650.000 barel per hari," kata Adam Sieminski dari Deutsche Bank.

"Dan ada ketakutan yang mendasari bahwa proposal untuk sanksi adalah upaya terakhir sebelum kemungkinan intervensi militer menjadi lebih serius," katanya.

Juga membantu pasar adalah sinyal kecil tapi positif pada arah krisis zona euro -- Italia relatif berhasil menghimpun dana 7,5 miliar euro (10 miliar dolar AS) dalam lelang obligasi.

Pasar minyak mendapat dukungan lebih lanjut dari berita tentang kepercayaan konsumen AS yang "rebound" pada November, dengan survei penting menunjukkan pemulihan dari tingkat terendah yang terlihat dalam lebih dari dua tahun.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement