REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN— Situasi di Kedubes Inggris di Teheran yang diserbu mahasiswa garis keras Ira, porak poranda. Mahasiswa Iran itu menyerbu Kedubes, melempar bom molotv, menurunkan bendera Inggris dan membakar mobil kedubes.
Aksi ini menyusul ketegangan terkait fasilitas nuklir Iran, yang menurut aS, Inggris dan Israel memiiki kemampuan membuat senjata nuklir. Iran pun sebelumnya memutus hubungan dengan Inggris lewat aksi pengusiran dubes Inggris d Teheran.
Demonstrasi bermula Selasa sore. Mahasiswa mengecam Inggris yang mendukung sanksi ekonomi atas Iran. Polisi antihuru hara Iran sebtulnya sudah berupaya menghadang para mahasiswa yang mengamuk agar tidak meragsek masuk ke kedubes. Tapi hadangan itu sia-sia karena mahasiswa terlalu beringas. Mereka melempar batu dan bom molotov ke kedubes.
Mahasiswa yang berhasil masuk ke kedubes langsung membakar satu mobil dan mengacak-acak sejumlah dokumen kantor.
"Mampus Inggris!!"teriak salah satu mahasiswa. Aksi ini adalah salah satu insiden diplomatik terparah di Iran dalam beberap tahun terakhir.
Mahasiswa lantas menuju tiang bendera. Mereka menurunkan bendera Inggris dan menggantinya dengan bendera bergambar Imam Hussein. Di dalam kantor, mahasiswa juga terlihat menurunkan foto Ratu Inggris Elizabeth II.
Di tengah kekacauan itu, sejumlah mahasiswa meneriakkan yel yel bahwa Kedubes Inggris adalah markas intel. Yel yel serupa mengingatkan aksi penyerbuan dan penyaderaan staff kedubes AS di Teheran pada 1979. Ketika itu aksi berlangsung selama 444 hari dan mahasiswa menyandera 52 orang.
Di tempat lain di Teheran yang masih berhubungan dengan Inggris, sebanyak 300 massa menyerbu kompleks staf kedybes Inggris dan menurunkan bendera Inggris dan menggantinya dengan bendera Iran.
Aksi perusakam kedubes berlangsung hingga Selasa malam. Namunakhirnya mahasiswa bisa diusir keluar oleh aparat Iran.