Jumat 02 Dec 2011 22:18 WIB

Suriah Terancam Perang Saudara

Komisaris HAM PBB, Navi Pillay
Foto: AFP
Komisaris HAM PBB, Navi Pillay

REPUBLIKA.CO.ID, Pejabat tertinggi hak azasi manusia (HAM) PBB mengatakan penindakan berdarah Suriah terhadap demonstran anti-pemerintah membuat sisuati kian memburuk. Bahkan, yang lebih parah, krisis tersebut mengancam perang saudara.

Komisaris Hak Azasi Navi Pillay mengatakan kepada wartawan di Jenewa Kamis (1/12) semakin banyak tentara yang membelot dan mengangkat senjata terhadap pemerintah suriah.

Dia juga mengatakan informasi yang layak dipercaya dari Suriah menunjukkan jumlah yang tewas dalam delapan bulan terakhir kerusuhan jauh lebih tinggi daripada angka resmi PBB yakni 4000.

Dewan HAM PBB akan mengadakan pertemuan mendesak pada Jumat (2/12) ini untuk membicarakan krisis tersebut.

Tetapi, jurubicara Departemen Luar Negeri Amerika Mark Toner mengatakan kekerasan di Suriah sebaiknya jangan digambarkan sebagai perang saudara. Sebab, menurutnya, pemerintah Suriah jauh lebih banyak menggunakan senjata.

Suriah tidak mau mengakhiri penindakan tersebut, dengan alasan tindakan demikian diperlukan untuk menghadapi serangan teroris bersenjata terhadap kaum sipil dan petugas keamanan.

Dalam perkembangan lainnya, tindakan pemerintah Suriah yang semakin keras untuk mempertahankan kekuasaannya tampak mempersatukan beberapa kelompok yang berharap untuk mempercepat jatuhnya rezim itu.

Beberapa pejabat dari Dewan Nasional Suriah dan Laskar Pembebasan Suriah mengatakan para pemimpin dari kedua organisasi itu bertemu secara rahasia sebelumnya pekan ini di kota Hatay, Turki selatan, dan sudah mulai bekerja mengenai apa yang digambarkan sebagai rencana tindakan gabungan.

Dalam sebuah konsesi penting, mereka mengatakan Laskar Pembebasan Suriah setuju untuk mengurangi serangan terhadap pasukan yang setia kepada Presiden Bashar al-Assad.

Juru bicara Laskar Pembebasan Suriah Maher Nuaimi mengatakan kepada Los Angeles Times organisasi itu setuju pihaknya "tidak akan menyerang satuan-satuan yang tinggal di tangsi-tangsi mereka."

Tetapi Nuaimi juga mengatakan kelompok bersenjata itu akan memerangi "satuan manapun yang memasuki kota-kota kami dan mencoba membunuh rakyat kami."

Konsesi itu merupakan perubahan besar untuk Laskar Pembebasan Suriah itu dan lebih 10.000 pembelot dari militer Suriah yang menjadi anggota laskar itu, yang memperlihatkan kesediaan yang meningkat dalam beberapa minggu belakangan ini untuk secara langsung melawan Assad dan pasukan militer Suriah.

sumber : Voanews.com
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement