REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Sekretaris Pertahanan Amerika Serikat (AS) Leon Panetta telah mendesak Israel untuk "memperbaiki pagar" dengan Turki, Mesir, dan Timur Tengah demi meminimalisir isolasinya yang terus membesar.
Dalam sebuah pidato di Washington, ia mengatakan Israel bukan satu-satunya negara yang harus disalahkan. Pernyataan itu merujuk pada sebuah kampanye internasional yang mendorong isolasi terhadap negara tersebut.
Panetta menyerukan kepada Israel untuk memulai kembali pembicaraan damai dengan Palestina. Namun, ia menambahkan, pihaknya tetap berkomitmen pada keamanan Israel dan tidak mengizinkan Iran memiliki persenjataan nuklir.
"Sayangnya, beberapa tahun yang lalu kami telah melihat isolasi Israel dari mitra-mitra di wilayah itu terus meningkat, dan upaya-upaya pewujudan perdamaian menyeluruh di Timur Tengah secara efektif menjadi tertahan," katanya.
Kekhawatiran Israel terhadap pemberontakan rakyat Arab yang telah menjatuhkan beberapa pemimpin otoriter mereka--yang telah lama berkuasa, termasuk di Mesir, saat itu dapat dimengerti. Namun Panetta melihat hal positif di balik itu. Pergantian pemimpin, katanya, menawarkan sebuah peluang bagi Israel untuk meningkatkan keamanan regional.
"Contohnya, Israel dapat menjangkau dan ‘memperbaiki pagar-pagarnya’ dengan mereka yang sama-sama berkepentingan soal keamanan regional, yakni negara-negara seperti Turki dan Mesir, dan juga Yordania," katanya lagi.
Mesir dan Yordania adalah dua negara Arab yang mengakui Israel. Selain keduanya, tidak ada negara Arab yang mengakui negara tersebut. Israel saat ini secara dekat mengawasi proses pemilu di Mesir, di mana partai-partai Islam telah berhasil dalam pemilihan putaran pertama.
Hubungan Israel dengan Turki, yang mengakui Israel pada 1949, telah memburuk sejak pasukan Israel menurunkan kawalan bantuan dan menantang blokade laut Gaza tahun lalu. Sikap Israel itu berakibat tewasnya sembilan orang Turki.