Ahad 04 Dec 2011 10:30 WIB

Kemarau Terjang Texas, Ribuan Kuda dan Keledai Ditelantarkan

kuda
Foto: drinspirasi
kuda

REPUBLIKA.CO.ID, SAN ANTONIO - Kemarau sepanjang tahun yang menerjang Texas, Amerika Serikat, telah membuat kuda dan keledai menjadi korban. Ribuan hewan itu telah ditinggalkan pemilik mereka yang tak sanggup lagi menghadapi harga jerami yang melambung tinggi. Padahal, jerami diperlukan untuk makanan hewan-hewan tersebut.

"Kami menerima 20 sampai 40 pemberitahuan melalui telepon dalam satu pekan bahwa kuda ditinggalkan di sepanjang pinggir jalan. Tak seorang pun mengaku sebagai pemilik mereka," kata Richard Fincher dari Safe Haven Equine Rescue di Gilmer, Texas timur, kepada Reuters.

Dennis Sigler, ahli kuda dari Texas A&M University, mengatakan kemarau telah membuat kering ladang jerami. Sehingga, para pemilik kuda harus membayar dua kali atau tiga kali lipat harga yang biasa mereka bayar untuk memperoleh jerami. Itu pun jika mereka bisa memperoleh jerami.

"Harga jerami dan makanan hari ini berada pada tingkat yang tak pernah kami alami sebelumnya akibat kemarau," kata Sigler. "Selain itu, padang rumput kecil dan warga penggembala kuda di ladang rumput kini tak memiliki rumput buat kuda mereka. Tak ada pasar buat kuda pada tahun ini."

Sigler juga menambahkan kemarau telah memaksa pemilik peternakan menjual sebagian ternak sapi mereka. Alhasil, mereka cuma memiliki kuda. "Mereka terpukul. Ekonomi dan kemarau telah membuat mereka menghadapi krisis."

Para peternak Texas telah membeli jerami dari Oregon dan Idaho. Tapi, Norwest Farm Credit Services menyatakan pasokan jerami mulai merosot di bawah kebutuhan.

Situasi bertambah parah buat keledai. Keledai, yang mulanya dibawa ke Amerika Barat sebagai hewan pengangkut barang, tak lagi memiliki harga. Penjualan ternak tak lagi mau menerima keledai.

Mark Meyers dari Peaceful Valley Donkey Rescue mengatakan tindakan meninggalkan keledai telah mencapai tingkat wabah akibat kemarau. "Mereka mengangkut hewan itu dan membuang hewan tersebut," katanya.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement