REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN--Provokasi Israel, Inggris, dan Amerika Serikat atas Iran terus berlangsung. Provokasi ini terkait kekhawatiran tiga negara itu atas fasilitas nuklir Iran yang diklaim berbau militeristik.
Ketiganya bahkan sudah menerapkan sanksi ekonomi atas Iran. Namun negara Persia ini tak kurang beraninya.
Ketua Komite Ekonomi Parlemen Iran, Arsalan Fathipour, mengatakan bila ketiga negara itu berani menerapkan sanksi atas sektor energi Iran, Iran akan membalasnya dengan serius.
"Harga minyak internasional bisa melesat ke 250 dolar AS per barel, berani tidak mereka?" kata Fathipour seperti dikutip Fars.
Ia menambahkan, saat ini pun akibat sanksi atas Iran, harga minyak dunia sudah kembali melonjak. Ia tegaskan, Iran tahu negaa barat butuh energi fosil berlimpah dari negaa pengekspor minyak. Iran, saat ini, adalah salah satu negara pengekspor minyak mentah terbesar di dunia
"Percayalah, sanksi baru ini tak akan berakiba banyak bagi Iran. Malahan bakal gagal. Kami justru pemenang sejatinya dari 'permainan' ini," kata dia.
AS, Inggris dan Kanada pada 21 November lalu mengembargo minyak dari Iran sehubungan isu nuklir. Isu ini telah berkembang sedemikian rupa menjadi ancaman perang di kawasan itu. Iran membantah mengembangkan fasilitas militer nuklir dan mengklaim nuklirnya semata untuk keperluan sipil seperti listrik.