REPUBLIKA.CO.ID, LEICESTER - Kelakuan empat muslimah asal Somalia ini benar-benar tidak bisa diterima dan mencoreng citra Islam. Tanpa sebab apapun, mereka menyerang seorang wanita kulit putih, Rhea Page, dengan meneriakan 'bunuh pelacur putih'.
Kejadian ini bermula ketika Page (22) sedang menunggu taksi bersama sang kekasih, Lewis Moore (23), di pusat kota Leicester. Namun, geng 'Muslim Somalia' yang terdiri dari tiga saudara kandung dan satu saudara sepupu tiba-tiba datang menyerang Page. Mereka adalah Ambaro Maxamed (24), Ayan Maxamed (28), Hibo Maxamed (24), dan Nur Ifrah (28).
Page, yang tidak tahu apa-apa, langsung panik ketika geng tersebut menendang dirinya dari kepala, punggung, lengan hingga kaki. Rambut Page pun rontok akibat terkena jambakan. Sementara, Moore juga tak berdaya menghadapi serangan empat wanita Somalia tersebut.
Pengadilan menjatuhkan hukuman maksimum lima tahun penjara kepada keempatnya. Namun, hakim Robert Brown memberi mereka penangguhan hukuman setelah mendapat mitigasi bahwa keempatnya adalah Muslim sehingga tidak minum minuman alkohol.
Setelah hukuman dijatuhkan, Ambaro Maxamed menulis lewat akun Twitter-nya. ''Senang... aku jadi akan keluar. Hari ini telah seperti hari besar.''
Rasial
Page mengaku dirinya tidak hanya mendapat serangan fisik. Tapi, dia juga mendapat serangan psikis berupa lontaran kata-kata hinaan yang menjijikan.
"Saya benar-benar berpikir mereka menyerang saya hanya karena saya putih. Saya tidak bisa memiliki alasan lain,'' kata Page menceritakan insiden pengeroyokan yang terjadi pada Juni tahun lalu tersebut. ''Mereka terus berteriak 'jalang putih' dan 'pelacur putih' pada saya.''
Page pun mendapat serangan fisik secara bertubi-tubi. Salah satu dari mereka menjambak rambut Page kemudian melemparkannya ke tanah.
"Mereka bergantian menendang saya berulang-ulang. Saya pikir mereka akan membunuhku,'' kenang Page.
Page dirawat karena mengalami luka memar cukup parah. Dia hingga kini masih menjalani terapi karena mengalami trauma serangan.
Ironinya, tak satu pun dari para terdakwa didakwa dengan penyerangan rasial. Bahkan, hukuman keempatnya ditunda lantaran mereka tidak mungkin melakukan penyerangan di bawah pengaruh alkohol. Karena, mereka adalah Muslim yang dilarang untuk minum minuman keras.
Page menyesalkan alasan tersebut. ''Mereka mengatakan bahwa mereka melakukan pengeroyokan karena bukan alasan minum alkohol. Jika mereka tidak seharusnya minum minuman keras, maka mereka seharusnya tidak keluar bar pada waktu malam.''