REPUBLIKA.CO.ID, Perdana Menteri Rusia, Vladimir Putin menuding Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Hillary Clinton berada di balik alias dalang dari serangkain aksi demonstrasi pascapemilu yang terjadi di negaranya.
Tidak hanya itu, ia juga menilai, negeri Paman Sam tersebut menggelontorkan dana hingga ratusan juta dolar untuk mempengaruhi suara pada pemilu Parlemen di Rusia.
Hal itu disampaikan Putin dalam sambutan pertamanya di publik terkait demonstrasi yang berlangsung belakangan ini di Rusia. Para pengunjuk rasa menuduh pemilu parlemen Rusia diwarnai kecurangan dan berlangsung tidak adil.
Putin mengatakan Menlu AS Hillary Clinton "memberi sinyal" untuk melawan Kremlin. "Dia mengatur beberapa aktivis oposisi, memberi mereka (oposisi) sinyal, mereka mendengar sinyal ini dan mulai bekerja aktif," ungkap Putin.
Putin mengatakan beberapa demonstran yang memprotes setiap hari terkait tuduhan penipuan pemilu mengejar tujuan politik yang dinilainya sangat egois. Ia juga menegaskan bahwa Rusia tidak ingin terjadi pergolakan politik.
"Kita semua adalah orang dewasa dan kami memahami bahwa beberapa orang di sini . . . dari pihak penyelenggara bertindak sesuai dengan sebuah skenario dan mereka memiliki kepentingan politik," tambahnya.
Ratusan orang turun ke jalan-jalan di Moskow pada Selasa (6/12), yang merupakan hari kedua berturut-turut. Mereka menuntut pengakhiran 12 tahun pemerintahan Vladimir Putin. Mereka juga menentang tindakan keras puluhan ribu polisi yang diperkuat pasukan Kementerian Dalam Negeri.
Kepolisian Rusia mengatakan pihaknya telah menahan sekitar 250 demonstran di pusat kota Moskow, pasca mereka melakukan aksi unjuk rasa terkait hasil pemilu parlemen yang diikuti sekitar 200 lebih massa di St Petersburg.