REPUBLIKA.CO.ID, JEPANG - Mantan manajer pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima didiangnosis mengidap kanker. Juru bicara Tokyo Power Company (TEPCO), Ai Tanaka, mengatakan Masao Yoshida (56) mengidap kanker esofagus. Kondisi Yoshida saat ini tidak terkait dengan paparan radiasi.
Menurut Tanaka, Yoshida tiba-tiba mengundurkan diri sebulan lalu setelah menjalani rawat inap untuk perawatan. Sementara itu, TEPCO mengumumkan tidak ada penyakit yang spesifik dari Yoshida. Tapi ketika mengunjungi pabrik, Yoshida telah menyatakan dirinya menderita kanker kerongkongan untuk memadamkan spekulasi yang akhir-akhir ini berkembang.
"Dia sangat khawatir ketika spekulasi media tentang penyakitnya. Dia ingin pengobatan secara diam-diam, tapi akhirnya memutuskan untuk mempublikasikan kebenaran untuk memadamkan rumor," kata Ai Tanaka.
Tanaka menekankan kanker Yoshida yang diduga akibat paparan radiasi adalah kekeliruan. Menurut para ahli dari National Academy of Sciences Jepang, jika paparan radiasi menyebabkan kanker, Yoshida harus terkena paparan radiasi dari 5 sampai 10 tahun lalu untuk mengembangkan penyakit.
Menurut Ai Tanaka, jumlah total akumulasi radioaktivitas dalam tubuh Yoshida adalah 70 millisievert. “Tingkat ini lebih rendah dari batas untuk karyawan yang bekerja di pabrik nuklir yakni 100 millisievert,'' katanya. ''TEPCO tidak tahu rincian tentang pengobatan Yoshida apakah ia membutuhkan operasi atau tidak.''
Gempa dan tsunami Maret lalu menghancurkan sistem pendingin reaktor Fukushima. Hal yang menyebabkan pelepasan radioaktif ke udara, tanah dan air. Peristiwa ini menimbulkan krisis dunia terburuk sejak bencana nuklir Chernobyl pada 1986.
Tidak ada kematian langsung akibat kebocoran radiasi dari pabrik Fukushima. Namun, krisis telah membuat puluhan ribu orang harus diungsikan. Situasi ini bisa berlangsung selama beberapa dekade.