Selasa 13 Dec 2011 16:04 WIB

Terinspirasi Kolega Maroko dan UAE, Penjelajah Wanita Saudi Ingin Taklukan Kutub Selatan

Rep: Agung Sasongko/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Kapal berlayar di Kutub Selatan
Foto: SuperStock
Kapal berlayar di Kutub Selatan

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH - Kutub Selatan kembali didatangi tamu istimewa. Kali ini, perempuan berasal dari jazirah Arab, berniat menaklukan wilayah paling selatan Bumi. Ia tepatnya dari Arab Saudi.

 

Perempuan itu bernama Sahar al-Shamrani. Kalau berhasil, ia bakal menjadi perempuan Saudi pertama yang menaklukan kutub Selatan. "Kepergianku menuju kutub Selatan menyiratkan pesan bahwa tidak ada yang mustahil," kata Shamrani seperti dikutip dari alarabiya.net, Senin (13/12).

 

Apa yang dilakukan Shamrani, pernah dilakukan perempuan asal Uni Emirat Arab, Dana Al-Hamdi. Serupa dengan rekannya itu, Shamrani diundang dalam acara TV yang disebut "Arab Fellow Good Morning".

 

"Aku begitu terinspirasi saat melihat foto Hamadi di benua paling selatan, dan Aku merasa pengalaman ini sungguh berarti,"ujarnya.

 

Sebelum Hamdi dan Shamrani, seorang perempuan Marokok Meriem Chadid lebih dulu menaklukan kutub selatan. Kini, ia menjadi profesor Astronomi di University of Nice-Sophia, Antipolis.

 

Shamrani, seorang ibu dari satu anak perempuan, mengatakan telah mempersiapkan diri untuk melakukan perjalanan ke kutub selatan. Oleh tim medis, Shamrani diharuskan menjalani diet dan latihan fisik yang kuat.

 

"Cara ini adalah prosedur standar sebab aku harus menghadapi cuaca yang menantang dan pasokan makanan yang terbatas," kata dia.

 

Butuh 17 hari bagi Shamrani menuju Antartika. Ia mengawali perjalanan menuju Sao Paulo, Brazil, berlanjut ke Buenos Aires, Argentina, dan kota paling selatan Argentina, Ushuaia. Di kota itu, ia akan berkumpul dengan tim ekspedisi berjumlah 90 orang untuk naik kapal menuju Antartika. Tim ekspedisi ini dipimpin oleh ilmuwan Inggris Robert Swan.

 

Ekspedisi ini bertujuan untuk mendokumentasikan ekosistem yang rapuh di benua tersebut, sekaligus mengamati lanskap Antartika guna mempelajari perubahan iklim di kawasan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement