TEHERAN- Pesawat tak berawak AS yang ditangkap oleh Iran kini menjadi "properti" republik Islam, kata Menteri Pertahanan Ahmad Vahidi Selasa, setelah Presiden AS Barack Obama meminta untuk mengembalikannya.
"Pesawat mata-mata Amerika itu sekarang milik Iran, dan negara kita akan memutuskan apa langkah yang harus diambil mengenai hal itu," kata Vahidi seperti dikutip oleh Kantor berita ISNA.
"Jangankah meminta maaf kepada bangsa Iran, pihaknya (Amerika Serikat) justru berani meminta kembali pesawat tak berawak itu," kata Vahidi, menurut kantor berita yang lain, Mehr.
Obama pada Senin mengakui bahwa Iran menyita pesawat pengintainya -RQ-170 Sentinel bersayap kelelawar - dan mengatakan: "Kami sudah meminta kembali. Kami ingin melihat bagaimana tanggapan Iran."
Presiden Obama menyatakan, Senin, Washington telah meminta Iran mengembalikan pesawat tak berawak AS yang kata Teheran ditembak jatuh ketika sedang terbang di wilayah udaranya itu.
Pernyataan itu merupakan konfirmasi pertama yang disampaikan pemerintah Obama mengenai keberadaan pesawat tak berawak AS di tangan Iran.
"Mengenai pesawat tak berawak yang ada di dalam wilayah Iran, saya tidak akan berkomentar karena itu masalah rahasia intelijen," katanya
Sejumlah pejabat intelijen AS mengatakan, pesawat yang dirancang menghindari radar untuk penerbangan mata-mata itu sedang dalam misi CIA ketika hilang.
Iran pada 4 Desember menembak jatuh menembak jatuh sebuah pesawat tak berawak AS RQ-170 karena melanggar wilayah udara timur negara itu dekat perbatasan dengan Afghanistan dan Pakistan.
"Satuan-satuan perang elektronik dan pertahanan udara kami berhasil mengidentifikasi dan menembak jatuh sebuah pesawat mata-mata canggih tak berawak -- RQ-170 -- setelah pesawat itu melanggar sesaat wilayah perbatasan timur," kata kantor berita Fars mengutip satu sumber militer.
Pesawat itu "ditembak jatuh dengan kerusakan ringan. Kini pesawat itu dikuasai pasukan kami", kata sumber itu, dengan menyebut insiden itu sebagai pelanggaran wilayah yang mencolok.
RQ-170 Sentinel adalah sebuah pesawat pengintai yang keberadaannya diungkapkan pada 2009 oleh media dan kemudian dikonfirmasi oleh Angkatan Udara AS pada 2010.
Pada Januari, Iran mengumumkan bahwa pasukannya menembak jatuh dua pesawat tak berawak AS setelah mereka melanggar wilayah udara Iran.