Kamis 15 Dec 2011 07:44 WIB

Putri Qaddafi Tuntut ICC Selidiki Kematian Ayahnya

Rep: ANTARA/AFP/ Red: Djibril Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, DEN HAAG - Putri mendiang orang kuat Libya Muamar Qaddafi telah mengajukan pertanyaan kepada Mahkamah Pidana Internasional (ICC) apakah pengadilan itu akan menyelidiki kematian ayah dan saudara laki-lakinya, kata pengacaranya Rabu (14/12).

Pengacara dari Aisha Qaddafi, Nick Kaufman, mengatakan ia telah mengirim surat kepada Jaksa Penuntut Umum ICC Luis Moreno-Ocampo untuk meminta informasi lebih banyak mengenai pembunuhan Muamar Qaddafi dan putranya, Mu'tassim Qaddafi, pada 20 Oktober.

"Aisha ingin mengetahui apakah Moreno-Ocampo menyelidiki kedua pembunuhan itu dan jika tidak, mengapa ia tidak melakukannya," kata Kaufman kepada AFP.

Mantan orang kuat Libya tersebut dan putranya dibunuh setelah mereka ditangkap oleh pasukan yang setia kepada Dewan Peralihan Nasional. Di dalam suratnya kepada Jaksa Penuntut Umum ICC, Kaufman menulis Muamar dan Mu'tassim Qaddafi ditangkap dalam keadaan hidup ketika mereka tak mengancam siapa pun.

Mereka berdua dibunuh tak lama setelah itu, dan mayat mereka dipertontonkan. "Sebagaimana anda ketahui, analisis anda mengenai situasi di Libya mengharuskan anda menyelidiki dugaan terjadinya kejahatan oleh semua pihak dalam konflik," kata Kaufman.

ICC mengeluarkan surat penangkapan atas Muamar Qaddafi pada Juni 27 dengan tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan sewaktu ia berusaha memadamkan aksi perlawanan di Libya.

Putra lain Qaddafi, Saif al-Islam, dan mantan menteri penerangan Abdallah As-Senoussi menjadi sasaran surat perintah penangkapan serupa. Saif al-Islam Gaddafi ditangkap pada 19 November dan tak ada laporan yang bisa dikonfirmasi bahwa As-Senoussi juga ditangkap.

Wanita juru bicara ICC Florence Olara tak bisa mengkonfirmasi apakah Jaksa Penuntut Umum ICC telah menerima surat tersebut. ICC memiliki jurisdiksi dalam masalah Libya berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB dari 26 Februari.

Aisha, saudaranya Mohyamed dan Hannibal, ibunya Safiya dan anggota keluarganya yang lain diperkenankan melarikan diri karena alasan kemanusiaan, demikian keterangan dari Aljazair, Aljiers.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement