REPUBLIKA.CO.ID, MANILA - Ratusan orang meninggalkan rumah-rumah mereka menuju tempat yang lebih tinggi Jumat ketika badai tropis yang menimbulkan banjir menghantam daerah yang biasanya bebas topan di Filipina selatan, kata para pejabat.
Sekitar 300 orang telah meninggalkan rumah-rumah mereka ketika hujan lebat Kamis malam akibat badai tropis Washi yang menimbulkan banjir di kota Dipolog, pulau Mindanao, kata kepala operasi kantor pertahanan sipil Edgar Ollet.
"Saya mengharapkan kami akan berusaha menghindarkan jatuhnya korban. Daerah ini jarang dilanda topan, yang berarti penduduk lokal mungkin tidak siap, dibandingkan dengan daerah lain negara itu," kata Ollet kepada AFP.
Washi menghantam pantai tenggara Mindanao pada pukul 14:30 waktu setempat (13:30 WIB) dengan kecepatan angin 90km per jam, kata badan cuaca negara itu. Badai itu kini sedang bergerak ke barat melintasi pulau besar itu, kata ahli cuaca Gilbert Aquino kepada AFP.
Mindanao sebagaan besar merupakan daerah pertanian yang dianggap lumbung pangan negara itu. "Daerah itu jarang dilanda topan," kata Aquino dan menambahkan para pejabat wilayah itu telah disiagakan untuk memperingatkan penduduk akan bahaya-bahaya tanah longsor dan banjir bandang.
Filipina setiap tahun dilanda 20 badai kuat dengan paling berat menghantam Luzon, pulau terbesar dan paling banyak penduduknya di negara Asia Tenggara itu.
Dua topan, Nesat dan Nalgae melanda negara itu selama beberapa hari masing-masing dari 27 September, menyebabkan 100 orang tewas, sementara badai tropis Banyan menewaskan delapan orang lainnya Oktober, kata data pemerintah.