Ahad 18 Dec 2011 10:40 WIB

Banjir Bandang Filipina Capai 3 Meter, Sapu Banyak Korban ke Laut

Rep: Meiliani Fauziah/ Red: Didi Purwadi
 Warga diselamat oleh petugas menyusul banjir badang yang menerjang Kota Cagayan de Oro, Filipina, Sabtu (17/12).
Foto: AP/Erwin Mascarinas
Warga diselamat oleh petugas menyusul banjir badang yang menerjang Kota Cagayan de Oro, Filipina, Sabtu (17/12).

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA - Walikota Ligan, Lawrence Cruz, mengatakan banjir kali ini merupakan yang terburuk sepanjang sejarah kota tersebut. Sedikitnya sepuluh desa dan seperempet area Ligan telah terendam banjir. Banyak warga yang sedang tertidur nyenyak ketika banjir bandang tiba-tiba menerjang kota.

Juru bicara militer Filipina, Kolonel Leopold Galon, mengatakan sekitar 1.000 tentara diterjunkan untuk upaya penyelamatan di Cagayan de Oro. Pencarian dan upaya penyelamatan akan terus dilakukan di sepanjang pantai utara Mindao di mana banyak orang sudah tersapu ke laut.

"Saya tidak bisa menjelaskan mengapa hal ini bisa terjadi. Seluruh desa tersapu ke laut oleh banjir bandang," katanya seperti yang dikutip BBC News.

Dia memperkirakan banjir kali ini lebih buruk daripada banjir Ondoy pada 2009. Banjir yang terjadi di Manila itu lebih dikenal dengan nama Ketsana. Banjir tersebut menewaskan seratus orang lebih.

Sementara, banjir kali ini menelan 400 lebih korban tewas. Para pejabat mengatakan puluhan orang sudah ditarik dari laut. Sementara, masih banyak orang yang hilang.

Area tersebut kini dibiarkan tanpa listrik untuk sementara waktu. Beberapa penerbangan domestik pun dibatalkan sampai situasi kembali kondusif. Banjir juga menyebabkan kerusakan besar di sektor pertanian.

"Dalam waktu kurang dari satu jam, air naik menjadi sekitar 11 kaki (3,3 meter),' kata Ayi Hernandez, mantan anggota kongres, seperti yang dikutip kantor berita Associated Press.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement