REPUBLIKA.CO.ID, Dewan Militer yang menjalankan Pemerintahan Mesir sementara melayangkan permintaan maafnya atas tindakan burtal aparatnya terhadap salah satu demonstran perempuan.
"Dewan Militer minta maaf kepada kaum perempuan Mesir". Begitu Headline berita harian 'Al Ahbar' Rabu (21/12) pagi, dicetak dalam warna merah. Media Mesir lainnya juga memuat pernyataan jajaran jenderal no 91 menjadi berita utama.
Kutipannya begini: "Dewan Tertinggi Militer menyampaikan kepada para perempuan Mesir penyesalannya yang mendalam atas serangan yang terjadi pada aksi protes terakhir di depan gedung parlemen dan kantor kabinet."
Selanjutnya disampaikan, Dewan Militer menghormati para perempuan Mesir. Perempuan memiliki hak untuk berdemonstrasi dan berpartisipasi secara positif dalam kehidupan politik. Para pelaku kekerasan terhadap para demonstran perempuan akan digiring ke pengadilan.
Di sebuah kios majalah di kawasan Zamalek di Kairo, sejumlah perempuan berdiri dan membaca pernyataan para lelaki yang berkuasa itu. Seorang mahasiswi dan karyawati bank tak menutupi kemarahannya.
"Ini tidak cukup, apa artinya sekedar permintaan maaf setelah kejadian itu. Hal seperti itu tidak pernah terjadi di Mesir sebelumnya, untuk pertama kalinya kaum perempuan diserang secara brutal. Cukup, saya ingin agar Mesir memiliki pemerintahan sipil," tegas sang mahasiswi.
Karyawati perbankan itupun menandaskan, "Kehormatan perempuan telah dicemar. Permintaan maaf adalah tuntutan minimal kami."
Pekan ini ribuan perempuan melakukan aksi protes terhadap kekerasan yang berlangsung selama demonstrasi akhir pekan lalu. Mereka didukung kaum lelaki yang berjalan di sisi luar barisan perempuan itu, untuk berjaga-jaga.