Senin 26 Dec 2011 14:46 WIB

Terima Tambahan Bantuan Militer, Israel Beri AS Puja-Puji

bendera Israel dan AS
bendera Israel dan AS

REPUBLIKA.CO.ID, JERUSALEM - Israel memuji keputusan Kongres Amerika Serikat (AS) yang menyetujui tambahan bantuan senilai 235 juta dolar AS untuk dinas keamanan Israel. Bantuan itu akan ditanamkan dalam pengembangan dan penerapan program pertahanan peluru kendali (rudal).

"Bantuan tersebut adalah lapisan lain dalam memperkokoh hubungan pertahanan antara Israel dan AS," kata Menteri Pertahanan Israel, Ehud Barak, di dalam satu pernyataannya.

Ehud Barak mengemukakan, pengembangan lebih lanjut sistem pertahanan antirudal akan "membantu Israel lebih memperbaiki persiapan bagi serangan terhadapnya, dengan begitu meningkatkan keamanannya".

Awal 2011, Kongres AS menyetujui sejumlah uang untuk membantu Angkatan Udara Israel (IAF) memperoleh baterei tambahan Iron Dome, sistem yang dikembangkan secara lokal untuk mencegat roket jarak dekat yang ditembakkan ke negara itu.

Dana baru tersebut akan disalurkan untuk meningkatkan kemampuan Arrow III, pencegat rudal balistik jarak-jauh, dan David`s Sling, pencegat yang dikembangkan secara bersama dengan perusahaan besar pertahanan AS, Raytheon, bagi proyektil jarak menengah, demikian antara lain isi pernyataan itu. Kedua sistem tersebut dijadwalkan memulai operasi di IAF dalam dua tahun ke depan.

Pengumuman mengenai keputusan AS itu dikeluarkan kurang dari dua pekan, setelah kunjungan Barak ke Washington. Selama kunjungan tersebut, ia mengadakan pembicaraan dengan Presiden Barack Obama dan Menteri Pertahanan, Leon Panetta, dan mereka diduga membahas masalah program nuklir Iran.

Setelah perjalanannya, Barak menyatakan hubungan pertahanan Israel-AS "sangat baik", dan meremehkan ketegangan yang dilaporkan antara Obama dengan Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu.

Anggaran pertahanan Israel memperoleh dorongan 200 juta dolar AS pekan sebelumnya, sehingga meningkatkan anggaran militer di negeri tersebut tahun ini ke tingkat tinggi, yaitu hampir 16 juta dolar AS.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement