REPUBLIKA.CO.ID, KANO, NIGERIA - Bentrokan antara satu kelompok Islam garis keras dan pasukan keamanan pekan lalu menyebabkan sekitar 90 ribu orang terlantar di kota Damaturu, Nigeria timur laut, kata seorang pejabat urusan darurat, Rabu (28/12).
"Kami saat ini mencatat ada sekitar 90.000 orang mengungsi akibat aksi kekerasan di Damaturu," kata Ibrahim Farinloye, koordinator timur laut Badan Manajemen Urusan Darurat Nasional.
"Sekitar 40.000 orang dari jumlah ini berasal dari Pompomari, di mana seluruh perkampungan kosong. Sejumlah pengungsi kehilangan rumah-rumah mereka, sementara yang lainna hanya lari untuk keamanan mereka," tambahnya lagi.
Farinloye mengatakan "kami menganjurkan mereka tidak memasuki kamp sementara demi alasan keamanan, karena itu sebagian besar dari mereka menumpang di rumah-rumah kawan dan keluarga di kota itu dan desa-desa tetangga."
Aksi kekerasan meletus di Damaturu pekan lalu,ketika kelompok garis keras Islam Boko Haram menyerang disusul dengan tembakan artileri berat. Satu kelompok hak asas manusia dan sumber polisi mengatakan sekitar 100 orang dikhawatirksn tewas.
Truk-truk dan kendaraan-kendaraan lapis baja yang membawa tentara tiba di Pompomari dan penduduk diberi waktu 30 menit untuk meninggalkan rumah-rumah mereka. Perkampungan itu kemudian dikepung.
Aksi kekerasan lebih jauh meletus di Damaturu pada hari Natal, ketika dua ledakan termasuk satu serangan bunuh diri yang ditujukan pada satu konvoi militer di depan satu gedung polisi rahasia.
Serangan-serangan pada hari Natal termasuk di antara gelombang serangan di Nigeria pada hari yang sama dituduh dilakukan Boko Haram yang menewaskan 40 orang, dengan korban tewas terbanyak satu ledakan bom di luar satu gereja dekat ibu kita Abuja ketika satu kebaktian berakhir.