Senin 02 Jan 2012 10:24 WIB

Palestina dan Israel Kembali Duduk Satu Meja, Tapi Prospeknya Tetap Suram

Palestina
Palestina

REPUBLIKA.CO.ID, JERUSALEM-- Para perunding Palestina dan Israel dijadwalkan bertemu pekan ini, setelah lebih dari satu tahun kebuntuan dalam proses perdamaian. Demikian kata beberapa pejabat Ahad (1/1), tapi kedua pihak meremehkan prospek bagi dilanjutkannya pembicaraan.

Yitzhak Molcho dari Israel dan perunding Palestina Saeb Erakat direncanakan bertemu pada Selasa (3/1) di Jordania bersama utusan dari Kuartet penengah perdamaian Timur Tengah --Amerika Serikat, Uni Eropa, Rusia dan PBB.

"Ini bertujuan mencapai dasar bersama guna melanjutkan pembicaraan langsung dan mencapai kesepakatan perdamaian Palestina-Israel ... paling lambat pada akhir 2012," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri di Amman,Mohammad al-Kayed sebagaimana dikutip kantor berita resmi Jordania, Petra.

"Penting bagi kedua pihak untuk memanfaatkan kesempatan baik ini," kata Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton di dalam satu pernyataan yang disiarkan di Washington.

Perundingan macet pada akhir 2010, setelah Israel menolak untuk memperbarui pembekuan sebagian kegiatan permukiman Yahudi di wilayah pendudukan Tepi Barat Sungai Jordan sebagaimana dituntut oleh pihak Palestina.

Palestina menyatakan mereka tak bisa mengadakan pembicaraan sementara Israel memperkokoh cengkeramannya atas tanah tempat, bersama dengan Jalur Gaza, mereka bermaksud mendirikan negara. Israel menyatakan upaya untuk mewujudkan perdamaian tak boleh berisi praysarat.

Israel dan Palestina dijadwalkan bertemu secara bilateral serta dengan Kuartet Internasional di ibu Kota Jordania, Amman, kata Kayed dan Hillary.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement