REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN - Perunding dari Israel dan Palestina perkumpul di ibu kota Jordania, Amman, pada Selasa (3/1) untuk pertemuan langsung pertama mereka dalam 16 bulan meski kedua pihak berkeras pembicaraan belum berkembang sepenuhnya.
Menteri Luar Negeri Jordania Nasser Judeh, yang menjadi tuan rumah pertemuan antara ketua perunding Israel Yitzhak Molcho dan timpalannya dari Palestina Saeb Erakat, mengatakan bahwa pertemuan itu adalah penawaran "serius" untuk membantu melangsungkan kembali pembicaraan perdamaian.
Utusan Kuartet Tony Blair juga menghadiri pertemuan tersebut bersama dengan para pejabat lain dari kelompok itu --yang terdiri atas Uni Eropa, Rusia, PBB dan Amerika Serikat.
"Ini merupakan usaha serius untuk menemukan kesepakatan antara dua pihak dan membantu memulai kembali pembicaraan perdamaian tanpa perantara," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Jordania Mohammad Kayed --yang negaranya menandatangani perjanjian perdamaian dengan Israel pada 1994.
"Semua pihak harus berinvestasi pada kesempatan ini dan membantu menciptakan kondisi yang tepat demi kesuksesan usaha ini dengan cara menahan diri dari tindakan sepihak dan provokatif."
Pejabat senior kabinet Israel Dan Meridor, yang bertanggung jawab atas dokumen intelijen dan juga menjabat sebagai deputi perdana menteri, mengatakan dalam siaran di radio publik bahwa pertemuan tersebut merupakan "perkembangan yang positif".
Ia menyatakan bahwa pertemuan itu tidak dengan sendirinya mengembalikan pembicaraan perdamaian namun menyiratkan harapan akan menjadi batu loncatan yang "membolehkan Palestina kembali ke perundingan".