Jumat 06 Jan 2012 07:33 WIB

Ekonomi AS Melambat, Militernya Pun Kini Harus 'Berdiet'

Presiden AS Barack Obama
Foto: AP
Presiden AS Barack Obama

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Presiden Barack Obama mengumumkan rencana pemerintahannya Kamis untuk mmiliter yang lebih ramping dan 'lebih murah'. Banyak kalangan menilai hal ini sebagai cerminan dari pengetatan fiskal Washington dan seriusnya melambatnya pertumbuhan ekonomi AS.

Presiden menegaskan strategi baru - yang menghilangkan kemampuan militer untuk secara aktif melawan dua perang besar sekaligus - akan memungkinkan angkatan bersenjata Amerika Serikat untuk secara efektif memerangi terorisme, juga menghadapi ancaman baru dari negara-negara seperti China dan Iran.

"Selama 10 tahun mendatang, pertumbuhan dalam anggaran pertahanan akan lambat, tetapi kenyataan dari hal ini: Ini masih akan tumbuh, karena kita memiliki tanggung jawab global yang menuntut kepemimpinan kita," kata Obama, dalam kunjungan presiden yang jarang ke Pentagon. "Saya sangat percaya, dan saya pikir rakyat Amerika mengerti, bahwa militer kita bisa tetap kuat dan bangsa kita aman. Anggaran pertahanan masih lebih besar dari 10 negara sekutu."

Dalam sambutannya, Obama diapit oleh para petinggi militer, termasuk Menteri Pertahanan Leon Panetta dan Kepala Staf Gabungan Jenderal Martin Dempsey.

Partai Republik mengecam rencana itu segera, dan menyebutnya sebagai langkah  mundur dari realitas tanggung jawab global Amerika.

Deputi Menteri Pertahanan Ash Carter kemudian mengatakan kepada wartawan bahwa salah satu cara strategi baru untuk mengakomodasi  pemotongan jumlah personel adalah dengan menghindari operasi stabilitas panjang dan besar, mengacu pada apa yang terjadi setelah invasi awal Irak dan Afghanistan.

Namun, Carter menolak untuk merinci spesifik tentang perampingan pertahanan. Ditanya tentang masa depan salah satu sistem paling mahal di negara itu  - F-35 Joint Fighter - Carter berkata, "Ini adalah pesawat tempur generasi kelima. Kita membutuhkannya dan kami ingin mencapai sukses."

Dokumen yang dirilis Kamis mencatat biaya tinggi dari satu dekade perang, dengan lebih dari 46 ribu pria dan wanita terluka dan lebih dari 6.200 anggota angkatan bersenjata tewas.

Di lain pengakuan masa ekonomi sulit, strategi mencakup janji untuk membantu veteran mencari pekerjaan sipil.

Kontraktor pertahanan dan pekerja sipil diramal akan merasakan dampak dari pengumuman hari Kamis. Entah bersambungan atau tidak, Boeing telah mengumumkan akan menutup pabrik yang memproduksi tank B-52 dan 767 dan mempekerjakan lebih dari 2.160 pekerja di Wichita, Kansas.

sumber : CNN
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement