REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Amerika Serikat tak cemas kemenangan Ikhwanul Muslimin di pemilu parlemen Mesir akan mempengaruhi hubungan dengan Israel. Washington sangat yakin kemenangan Ikhwanul Muslimin di pemilihan parlemen Mesir tetap memberi jaminan penghormatan perjanjian perdamaian 1979 dengan Israel.
Juru Bicara Departemen Luar Negeri, Victoria Nuland, seperti dilansir Al Arabiya, Jumat (6/1) berkata, “Mereka telah membuat komitmen kepada kami untuk berdamai."
Awal pekan ini gerakan Islam Ikhwanul Muslimin mengatakan tidak akan mengakui Negara Israel di Timur Tengah. “Kami tidak akan mengakui Israel dalam keadaan apapun , kita berbicara tentang entitas pendudukan dan musuh criminal,” kata Wakil Ketua Ikhwanul Muslimin Mesir, Dr. Rashad Bayoumi.
Rencananya pada Februari mendatang, gerakan ini menuntut adanya “revisi” hubungan Mesir dengan Israel. Ikhwannul juga dikenal memiliki hubungan dekat dengan kelompok Hamas, Palestina, dan beberapa gerakan pembebasan Islam lainnya, yang dipandang sebagai teroris oleh Israel dan Amerika Serikat.
Menteri Luar Negeri Hillary Clinton mengatakan 30 Juni mendatang Amerika Serikat akan melakukan kontak terbatas antara Washington dan pimpinan gerakan Ikhwanul Muslimin sebagai kegiatan yang disebut "kembali terlibat " dalam kebijakan lima atau enam tahun dalam berbagai perubahan politik di Mesir dan Timur Tengah