REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Satu bom bunuh diri menghantam Damaskus,Jumat, menewaskan 25 orang dan mencederai puluhan orang lainnya, kata media pemerintah, menuduh tindakan itu dilakukan "teroris", serangan kedua di kota itu dalam dua pekan.
Stasiun televisi pemerintah mengatakan "ledakan kuat" menghantam tempat bersejarah Midan di tengah ibu kota itu.
Serangan itu ,yang terjadi di satu permukiman padat dekat sebuah sekolah menewaskan 25 orang dan mencedra 45 orang lainnya, kata televisi itu dan menambahkan korban sebagian besar warga sipil dan juga beberapa personil keamanan.
Televisi itu menayangkan gambar para anggota tim pertolongan mengumpulkan bagian-bagian tubuh di jalan-jalan dan menempatkannya dalam kantong-kantong plastik,di satudaerah di mana mobil-habil hancur dan bus-bus terlihat prcikan-percikan darah.
Penduduk yang marah di lokasi itu berteriak dan mengecam serangan bom itu sebagai perbuatan "teroris-teroris".
Komite Koordinasi Lokal ,satu kelompok aktivis oposisi yang menyelengarakan protes-protes anti-pemerintah sejak Maret,dalam satu pernyataan yang dikirim ke AFP di Nikosia mengatakan satu ledakan lain terdengar di Tal,daerah pinggiran Damaskus.
Ledakan-ledakan bom yang kuat pada 23 Desember menimbulkan saling klaim dan kontra-klaim menyangkut siapa yang bertanggung jawab dengan pihak berwenang menyatakan itu mungkin aksi Al Qaida dan pihak oposisi menuding itu dilakukan pemerintah.
Serangan terbaru itu terjadi menjelang protes-protes massa yang diserukan para aktivis pro-demorkasi untuk menuntut misi pemantau Liga Arab,yang berada di Suriah selama dua pekan, ditengah-tengah kegagalan untuk menghentikan pertumpahan darah 10 bulan dan menyerahkan tugas itu kepada PBB.
Satu tim pemantau Liga Arab berada di Suriah sejak 26 Desember dalam usaha memantau apakah pemerintah Presiden Bashar al-Assad mematuhi satu kesapakatan damai untuk mengakhiri tindakan berdarah terhadap para pemrotes.
PBB memperkirakan 5.000 orang tewas dalam krisis sejak Maret itu dan kelompok Observatarium untuk Hak Asasi Manusia Suriah mengatakan pasukan rezim itu menewaskan 17 warga sipil lainnya,Kamis.
Komite Koordinasi lokal mengatakan setidaknya 390 orang tewas sejak para pemantau Liga Arab memulai misi mereka.