Sabtu 07 Jan 2012 08:04 WIB

Balon Udara Meledak, 11 Orang Tewas di Selandia Baru

REPUBLIKA.CO.ID,  WELLINGTON -- Sebanyak 11 orang tewas setelah balon berudara panas yang membawa mereka jatuh ke tanah di Selandia Baru, Sabtu (7/1) pagi. Menurut satu pernyataan Polisi Selandia Baru, kecelakaan itu dilaporkan terjadi pukul 07:26 waktu setempat dI Clareville, dekat Carterton di dataran rendah North Island.

"Tampaknya api menyala di balon, sehingga balon berudara panas tersebut jatuh di lanah pertanian. Pilot dan 10 penumpangnya tidak selamat," demian isi pernyataan itu. Komandan Polisi Distrik Wellintong Inspektur Mike Rusbatch mengatakan di dalam pernyataan tersebut kecelakaan itu "benar-benar tragis".

"Kami dalam proses memberi tahu kerabat terdekat, namun kami takkan menyiarkan satu nama pun sampai semua kerabat korban telah diberi tahu," kata Rusbatch. Satu tim pengidentifikasi korban bencana sedang dalam perjalanan ke tempat kejadian untuk memulai proses pengidentifikasian mayat.

Polisi bekerja sama dengan Dinas Pemadam, kantor Koroner, Komisi Penyelidikan dan Kecelakaan Transportasi, Dinas Penerbangan Sipil dan Departemen Tenaga Kerja guna menyelidiki penyebab kecelakaan tersebut. Tempat kecelakaan itu ditutup dan hanya pekerja bantuan serta keluarga korban diperkenankan masuk, demikian laporan Radio New Zealand sebagaimana dikutip Xinhua.

Television New Zealand (TVNZ) melaporkan kecelakaan tersebut adalah bencana penerbangan terburuk di Selandia Baru sejak satu pesawat jet penumpang Air New Zealand jatuh di Mount Erebus di Antartika. Sebanyak 257 orang tewas dalam kecelakaan pada 1979 itu. Warga Carterton, Don Cunningham, mengatakan kepada TVNZ ia melihat kanopi tersebut jatuh dalam apa yang kelihatan seperti turun secara terkendali "dalam kondisi sempurna nyaris tak ada angin".

Ia mendengar suara teriakan dan tangisan dan melihat asap tebal. Saksi mata yang bernama Rosalee Thurston mengatakan kepada TVNA keluarganya melihat "asap di udara dan kemudian kobaran api saat balon tersebut jatuh ke tanah". Dengan mengutip keterangan beberapa saksi mata, TVNZ melaporkan balon itu berada sekitar 150 meter di udara ketika "keadaan kacau" dan balon tersebut terbakar, sebelum "jatuh seperti roket" dan mengeluarkan suara ledakan keras.

Mereka mengatakan balon itu mungkin telah menabrak kabel listrik saat jatuh, sehingga arus listrik terputus ke daerah itu selama beberapa menit, Komisi Penyelidik Kecelakaan Angkutan di Selandia Baru mengumumkan lembaga tersebut telah memulai penyelidikan mengenai kecelakaan itu. Satu tim penyelidik akan dibentuk dengan sebanyak empat penyelidik, demikian antara lain isi pernyataan dari komisi tersebut. Penerbangan dengan menggunakan balon berudara panas menjadi daya tarik terkenal buat pelancong ke daerah itu dan biasanya balon tersebut lepas landas pada pagi hari.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement