Sabtu 07 Jan 2012 16:03 WIB

Puluhan Tahanan Palestina Menikah Secara Massal

Rep: lingga permesti/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID,GAZA--- Di tengah kemelut Palestina dan Israel yang belum juga menemukan titik temu, ratusan warga berkumpul untuk merayakan pernikahan massal pemuda Palestina yang baru dibebaskan dari penjara-penjara Israel.

Anak-anak terlihat menari dan memakai gaun putih berhias bunga di penutup kepalanya. Gaun putih mereka juga dihiasi syal hijau yang bertuliskan kaligrafi indah. Sementara ibu-ibu, melihat aksi sekumpulan anak perempuan tersebut.

Pernikahan massal dari 40 warga Palestina ini juga dihadiri oleh pejabat tinggi Fatah Palestina di Rafah, selatan Kota Gaza, pada Kamis (6/1). Seorang anggota dewan legislative Palestina dari gerakan Fatah, Faisal Abu Shahla mengatakan, perayaan pernikahan ini sebagai upaya menunjukkan penghargaan untuk para pahlawan.

“Orang-orang ini telah mengorbankan bertahun-tahun hidup mereka untuk kemerdekaan, dan ini adalah tugas kita untuk memfasilitasi pernikahan mereka dengan bantuan orang lain juga,”ujarnya.

Perayaan pernikahan ini muncul setelah pada Desember lalu, sekitar 1.050 warga Palestina dibebaskan dengan menukarkan satu prajurit Israel, Gilad Shalit, yang ditahan di Palestina selama lima tahun.  Warga Palestina yang ditahan telah dibebaskan dari berbagai tuduhan mulai dari pembunuhan hingga kegiatan teroris terhadap Negara Yahudi.

Selama kunjungan ke Turki, Presiden Palestina yang juga kepala gerakan Fatah, Mahmoud Abbas, telah mempersiapkan pernikahan massal terbesar di Tepi Barat dan Gaza. Pernikahan ini juga berdasar sumbangan dari Turki dan Mesir yang mendonasikan apapun untuk upacara pernikahan 500 tahanan yang baru dibebaskan.

Dalam empat tahun terakhir, Palestina memang gencar memfasilitasi pernikahan massal dengan upacara yang dihadiri ratusan warga. Menurut seorang ketua dari Partai Rakyat, Waleeed al-Awadh, pernikahan massal adalah salah satu obat untuk beragam masalah yang diderita oleh laki-laki yang ingin menikah tapi tidak mampu untuk menyelenggarakan pernikahan tersebut.

“Pria muda Palestina membutuhkan dukungan, terutama karena adanya peningkatan pengangguran dan sanksi yang dijatuhkan oleh Israel yang terus berlanjut lima tahun berikutnya,”katanya. Ashraf Jumaa, Deputi di Dewan Legislatif Palestina mengatakan pernikahan massal merupakan salah satu kegiatan untuk membantu dan mendukung kaum muda Palestina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement