REPUBLIKA.CO.ID, Abu Dhabi -- Populasi unta yang hidup di kawasan gurun Uni Emirat Arab (UEA) menurun belakangan ini. Rupanya, biang masalahnya adalah sampah kantong plastik yang menjadi polusi di habitat unta tersebut. sampah plastik itu sering dimakan oleh kawanan unta yang menyebabkan kematian dari hewan gurun itu.
Menurut pejabat senior pemerintah kepada Gulf News, sekitar 50 persen kematian unta di UEA tiap tahunnya disebabkan sampah plastik yang dimakan hewan itu. "Unta mengira sampah plastik itu makanan," kata Sekretaris Jenderal Badan Lingkungan UEA (EAD) Razan Khalifa Al Mubarak yang dilansir oleh kantor Berita UEA, WAM, Ahad (8/1)
Untuk mengurani jumlah sampah yang mengotori lingkungan,EAD meluncurkan kampanye peningkatan kesadaran dampak kantong plastik bagi lingkungan. Mereka mengimbau mengurangi jumlah pengepakan barang dan produk lainnya dengan kantong plastik. Tak hanya itu, EAD juga meminta agar para wisatawan juga mengurangi aktivitas membuang sampah plastik.
Gerakan ini juga didukung Menteri Luar Negeri UEA, Sheikh Abdullah Bin Zayed Al Nahyan. Ia prihatin atas masalah ini dan menyerukan agar setiap orang di UEA untuk memperhatikan konservasi ekosistem gurun, termasuk unta. Di Twitter-nya, Sheikh Abdullah mengatakan siap untuk berpartisipasi dalam kampanye pembersihan gurun pada 20 Januari 2012.
Kampanye tersebut merupakan upaya untuk penghentian penggunaan kantong plastik di UEA pada 2013. Sebelumnya, di tahun 2009 ada kesepakatan di tingkat menteri untuk menerapkan program menurunkan penggunaan kantong plastik.