REPUBLIKA.CO.ID, KARAKAS -- Presiden Hugo Chavez, Senin (9/1), mengecam pengusiran Amerika Serikat terhadap konsul Venezuela di Miami sebagai "tidak adil dan sewenang-wenang". Konsul Venezuela itu dituduh terlibat dalam rencana serangan dunia maya.
Satu film dokumenter yang disiarkan bulan lalu oleh stasiun televisi Univision yang berbahasa Spanyol, Livia Acosta, terlibat dalam satu rencana untuk melakukan serangan dunia maya terhadap fasilitas-fasilitas nuklir Amerika Serikat.
"Ini adalah satu tanda lagi sifat memuakkan negara penjajah yang suka menguasai satu negara," kata Chavez, mantan pasukan payung dan pengecam keras AS, yang selalu menggunakan istilah itu untuk AS.
Chavez, setelah bertemu dengan Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad, mengatakan ia menunggu pulang Menlu Nicolas Maduro dari Santiago untuk menyampaikan tanggapan resmi Venezuela terhadap pengusiran "yang tidak adil dan sewenang-wenang" ini.
Serangan serangan yang dituduhkan itu diusulkan kepada dia oleh seorang ahli komputer Meksiko Juan Carlos Munoz, ketika dia bekrja di Kedubes Venezuela di Mexico City. Acosta menjaminan kepada Munoz dia memiliki akses langsung kepada para penasehat Presiden Hugo Chavez, yang menginginkan memperoleh informasi dari rencana itu, kata Univison.
Laporan itu, berdasarkan dari satu penyelidikan FBI, mengatakan misi-misi diplomatik Kuba dan Iran juga tampaknya terlibat. Deplu AS memberitahu pemerintah Venezuela tentang pengusiran itu, Jumat, Acosta diperintahkan meninggalkan AS, Selasa.