REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR - PT Pelindo Indonesia IV Makassar dituding menghambat arus bongkar muat di Pelabuhan Sukano Hatta untuk distribusi pupuk yang didatangkan dari pulau Jawa.
"PT Pelindo IV terkesan menahan bongkar muat untuk distribusi pupuk bagi petani. Saat ini sudah masuk musim tanam kenapa hal itu dihambat dan katanya bisa sampai 21 hari," kata Ketua Kontak Tani dan Nelayan Andalan Sulsel Rahman Daeng Tayang, di Makassar Selasa (10/1)
Berdasarkan pantauan KTNA di Pelabuhan Sukarno Hatta Makassar pekan lalu, stok pupuk untuk distribusi awal memang diketahui masih cukup banyak. Sehingga pupuk yang disiapkan Petro Kimia dan Pupuk Kaltim untuk kebutuhan Sulsel ditahan. Padahal stok itu untuk kebutuhan petani hingga akhir Januari.
Stok pupuk tersebut belum dapat dilakukan pendistribusian dalam waktu dekat karena pihak otoritas pelabuhan masih melakukan pembongkaran barang non pertanian.
"Saat ini curah hujan cukup tinggi belum lagi ketersediaan angkutan dan gudang menjadi kendala utama. Sebaiknya pembongkaran dapat dilakukan secepatnya," harapnya.
Pihaknya khawatir, apabila keterlambatan proses bongkar muat terus terjadi akan memicu rendahnya produktifitas dan kualitas padi petani. Dari laporan menurut dia, beberapa daerah sentra penghasil beras di Sulsel hingga bulan ini belum dilakukan pemupukan lantaran ketersediaan stok pupuk.
Sebelumnya, Direktorat Jendral Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian meminta agar Pelindo IV mempercepat proses bongkar muat pupuk pertanian yang di datangkan dari daerah jawa.
Dirjen PSPKP Dr. Ir. H. Sumarjo Gatot Irianto mengatakan, kapal kargo yang memuat bahan pupuk sekiranya tidak menunggu proses bongkar muat tidak terlalu lama sebab bahan pupuk terebut sangat dibutuhkan petani pada saat musim tanam.
"Pihak otoritas pelabuhan sebaiknya mempercepat proses bongkar muat pupuk pertanian itu, agar distribusi pupuk ke petani dapat berjalan normal, meraka sangat membutuhkan pupuk untuk musim tanam ini," paparnya.
Kalau proses distribusi pupuk terhambat lanjutnya, para petani dipastikan kecewa dengan pihak pemerintah serta akan berdampak ketidakpercayaan petani sehingga untuk mengembangkan pertanian menjadi sulit.
Diketahui target produksi beras secara nasional sebesar 6,5 juta ton, apabila distribusi pupuk terhambat di pastikan target itu akan sangat berpengaruh pada nilai produksi pertanian secara nasional.