Rabu 11 Jan 2012 06:55 WIB

Iran: Barat Lebay Sikapi Fordo

Fordo, fasilitas uranium Iran
Foto: ap
Fordo, fasilitas uranium Iran

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN---Duta Besar Iran untuk Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengatakan bahwa kegaduhan yang diciptakan Barat atas dimulainya kegiatan pengayaan uranium di situs nuklir Fordo terlalu berlebihan dan bermotif politik.

 

 Ali Asghar Soltanieh mengatakan bahwa inspeksi IAEA ke instalasi nuklir Fordo mengundang reaksi besar-besaran dan bermotif politik dari negara-negara Barat, tapi perilaku seperti ini bukan hal baru. "Fasilitas pengayaan uranium Fordo diumumkan kepada IAEA dua tahun lalu dan badan dunia itu telah mengawasi semua tahapan, termasuk pemasangan sentrifugal," kata Soltanieh.

Pejabat Iran menegaskan semua kegiatan nuklir di Iran, termasuk situs pengayaan uranium di Natanz dan Fordo, berada di bawah pengawasan penuh IAEA.

 Juru bicara IAEA, Gill Tudor mengatakan bahwa lembaga ini telah mengkonfirmasikan dimulainya produksi uranium yang diperkaya hingga 20 persen oleh Iran di fasilitas Fordo. Dia menambahkan semua bahan nuklir di fasilitas itu tetap di bawah pengawasan IAEA.

 Menyusul pernyataan IAEA, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Victoria Nuland mengklaim bahwa pengayaan uranium sampai 20 persen di situs Fordo adalah eskalasi pelanggaran Iran secara terus-menerus terkait kewajiban nuklir mereka.

AS dan sekutunya menuduh Iran mengejar program nuklir militer dan telah menekan Dewan Keamanan PBB untuk menerapkan empat putaran sanksi terhadap Tehran.

Sebagai penandatangan Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT) dan anggota IAEA, Iran bersikeras berhak untuk memanfaatkan energi nuklir untuk tujuan damai.

Fasilitas Fordo dapat memperkaya uranium sampai 20 persen dan jika diperlukan, juga dapat menghasilkan 3,5 persen dan bahkan empat persen uranium yang diperkaya. Fasilitas nuklir Fordo, situs kedua Iran untuk memperkaya uranium, terletak di Provinsi Qom, 160 kilometer (100 mil) selatan Teheran

 

sumber : IRIB/IRNA

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement