REPUBLIKA.CO.ID, NIKARAGUA--- Badan Energi Atom Internasional (IAEA) untuk Iran, Ali Asghar Soltanieh, mengatakan tanggapan Amerika Serikat terhadap situs nuklir Fordo bermotif politik dan terlalu berlebihan.
"Kami sejak dua tahun lalu mengumumkan kepada IAEA mengenai fasilitas pengayaan uranium Fordo. Badan dunia juga telah mengawasi semua tahapan, termasuk pemasangan sentrifugal," kata Soltanieh kepada kantor berita ISNA, Selasa (10/1).
Menyusul adanya situs tersebut, IAEA mengumumkan mereka akan segera mengirim inspektur ke Iran. IAEA membuat pengumuman itu setelah Iran mengundang inspektur IAEA untuk mengunjungi situs nuklir negara itu satu bulan lalu.
Sementara Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Hillary Clinton mengecam pemerintah Iran yang memulai operasi pengayaan uranium di instalasi di dekat Kota Qom, Iran utara.
"Langkah ini menunjukkan pemerintah Iran terang-terangan mengabaikan kewajibannya dan akan merugikan dirinya sendiri," kata Hillary.
Hillary menyatakan tidak ada pembenaran yang masuk akal atas produksi uranium tersebut. Pengayaan uranium, lanjutnya, memberikan Iran langkah penting yang lebih dekat untuk memiliki kemampuan menghasilkan sejumlah senjata canggih yang kaya akan uranium.
Hillary juga mendesak Iran untuk segera menghentikan pengayaan uranium dan memenuhi kewajiban nuklir dunia. “Iran harus kembali ke perundingan dengan P5+1, yang terdiri atas lima anggota Dewan Keamanan PBB, yakni China, Perancis, Jerman, Rusia dan Inggris. Tujuan keseluruhan tetap solusi dan negosiasi," kata Hillary.