REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM -- Senat Belanda mengusulkan pelarangan ritual penyembelihan hewan demi kepentingan ibadah dari agama apa pun. Sontak usulan ini pun menuai protes dari pemimpin komunitas Yahudi dan Muslim. Kedua umat beragama yang menganut kepercayaan ibrahimik ini bergabung untuk memprotes usulan tersebut.
"Protes ini adalah hasil kompromi panjang untuk kebebasan beragama di Belanda, secara khusus, bagi toleransi terhadap komunitas Yahudi dan Muslim," kata Presiden Kongres Yahudi Eropa (EJC) Moshe Kantor dalam laman Haaretz, Rabu (11/1).
Rancangan undang-undang yang telah diusulkan oleh pemimpin organisasi pembela Hak Hewan, Marianne Thieme, sudah masuk dalam pembahasan majelis rendah di parlemen Belanda Juni mendatang. Thieme mengatakan seharusnya hewan diperlakukan dengan kasih sayang.
Menurut dia kegiatan ritual penyembelihan atas nama agama, seperti dalam konteks halal bagi muslim dan kosher bagi Yahudi, adalah tindakan yang tidak bisa diterima. Karena, kegiatan itu dilakukan saat hewan yang masih sepenuhnya sadar.
Larangan ini juga berlaku di beberapa tempat seperti Luxemburg, Norwegia, Swedia, dan Swiss. Menurut Theime dan organisasi pembela hak hewannhya, ada lebih dari dua juta hewan, domba dan ayam disembelih ritual di Belanda setiap tahun.
Hal itu dibantah Moshe. Menurutnya bagi orang Yahudi dan Muslim, perintah penyembelihan menurut agama berbeda dengan istilah kekejaman terhadap binatang. Komunitas muslim dan Yahudi mengatakan, hanya 2.500 hewan yang disembelih secara halal dan kosher setiap tahunnya di Belanda. Jumlah ini jauh lebih rendah daripada yang dituduhkan organisasi tersebut.