Kamis 12 Jan 2012 08:09 WIB

Menyedihkan! Puluhan Ribu Warga Hongkong Tinggal di Kandang Kelinci

Warga miskin Hongkong tinggal di kandang Kelinci
Foto: Dailymail.com
Warga miskin Hongkong tinggal di kandang Kelinci

REPUBLIKA.CO.ID,HONGKONG - Hongkong yang merupakan wilayah bagian dari Republik Rakyat Cina termasuk salah satu kota termakmur di dunia. Perekonomian negeri itu berkembang pesat, terutama setelah diserahkan Inggris kepada Cina tahun 1997. 

Hongkong juga dikenal sebagai kota dengan peringkat korupsi terendah dan administrasi pemerintahan terbaik di dunia. Sehingga tidak heran jika banyak rakyat Indonesia yang mengadu nasib di Hongkong untuk mencari kesejahteraan. 

Puluhan toko butik bermerk seperti Loius Vuitton dari Paris banyak terdapat di Hongkong. Hongkong menjadi salah satu kota terkaya di dunia, tujuan pariwisata dunia, sampai tempat syuting berbagai film kelas dunia. 

Hongkong juga merupakan satu tempat dengan penduduk terpadat di dunia. Rata-rata 16 ribu penduduk per satu mil persegi. 

Tapi siapa sangka, dibalik berbagai kemewahan tadi, terdapat fakta puluhan ribu warganya masih hidup di bawah garis kemiskinan, bahkan mereka tinggal di kandang-kandang Kelinci berukuran 2x1 meter. Sangat menyedihkan!

Sebagaimana dikutip Dailymail, Kamis (12/1), puluhan ribu bahkan mencapai seratus ribu warga Hongkong tinggal dalam kondisi kehidupan yang palng rendah. 

Foto-foto yang diambil fotografer Inggris, Brian Cassey menangkap gambaran penderitaan orang-orang yang tinggal di kandang-kandang yang lebih sesuai untuk binatang. 

Lebih menyedihkan lagi, kaum papa ini diharuskan membayar sewa kandang-kandang tersebut sebesar USD 200 atau sekitar Rp 1,8 juta tiap bulan kepada si pemilik.

Sebanyak 20 kandang ditempatkan ke dalam ruangan-ruangan di sebuah apartemen padat penghuni. Para penghuni kandang-kandang itu harus berbagi toilet dan fasilitas mencuci yang tidak sempurna. Dapur tersedia pun apa adanya. Beban-beban ini memaksa mereka tidak dapat menyisakan pendapatan atau makanan untuk dibawa pulang setelah bekerja. 

Keadaan ini telah berlangsung selama beberapa dekade. Ironisnya, semakin berkembangnya perekonomian Hongkong, jumlah warga penghuni kandang justru semakin bertambah. 

Salah seorang penghuni kandang, Cheung yang tinggal di Sham Shui Po, menceritakan dirinya bertahan hidup dalam situasi menyedihkan di dalam kandang yang sempit dan bau busuk. 

"Suhu dalam kandang bisa 2-3 derajat lebih tinggi dari suhu di luar," kata Cheung. 

"Ini benar-benar tidak nyaman, dan kadang saya tidak bisa tidur sampai pukul 5 pagi. Saya sering khawatir jika kadal, atau kecoa merangkak masuk ke telingaku di malam hari," kisahnya. 

sumber : Dailymail
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement