REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN - Iran menuduh keterlibatan Barat dibalik pembunuhan ilmuwan nuklir Iran. Pembunuhan terhadap ilmuwan nuklir Iran sudah terjadi empat kali.
Duta Besar Iran untuk PBB, Mohammad Khaza'ei mengatakan keterlibatan operasi militer Barat dalam pembunuhan ilmuwan nuklir Iran sangat jelas.
Dalam suratnya kepada Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-Moon, Presiden Majelis Umum PBB Joseph Deiss, Dewan Keamanan PBB, dan negara-negara anggota Gerakan Non-Blok (NAM), Khaza'ei menyatakan ilmuwan nuklir yang tewas dalam serangan bom pada adalah korban terbaru dari teror operasi militer asing atas Ilmuwan Iran.
"Berdasarkan bukti yang ada yang dikumpulkan otoritas keamanan Iran, pembunuhan ini mirip dengan insiden sebelumnya. Pelaku menggunakan teror yang sama, dengan cara menaruh sebuah bom magnetik lengket pada mobil ilmuwan tersebut," tuding Khaza'ei, sebagaimana dilansir kantor berita Iran, IRIB, Kamis (12/1).
Mostafa Ahamdi Roshan, yang tewas dalam ledakan bom di Teheran, Rabu (11/1) kemarin adalah Ilmuwan terkemuka Iran keempat yang ditargetkan dengan cara serangan pembunuhan yang sama.
Khaza'ei juga mendesak Dewan Keamanan PBB dan Sekjen PBB untuk mengutuk pembunuhan pembunuhan para ilmuwan dan menyebut pembunuhan tersebut sebagai tindakan kejam, tidak manusiawi dan pidana terorisme.
"Meskipun semua jenis tekanan politik, ekonomi dan serangan teroris menargetkan para ilmuwan nuklir Iran, mereka tidak bisa mencegah bangsa kita, untuk menjalankan program nuklir damai kita," tegasnya.