Kamis 12 Jan 2012 16:33 WIB

Demi Jaga Ideologi, Korut akan Balsem dan Pajang Tubuh Kim Jong-il

Tubuh Kim Jong-il yang dipajang sesaat setelah ia meninggal pada 17 Desember.
Foto: AP Photo
Tubuh Kim Jong-il yang dipajang sesaat setelah ia meninggal pada 17 Desember.

REPUBLIKA.CO.ID, Korea Utara tak puas memelihara warisan pemikiran Kim Jong-il dengan hanya menangangkat putra termudanya, Kim Jong-un, sebagai penerus. Mereka menginginkan lebih, karena itu tubuh mantan pemimpin tertinggi Korut bakal diawetkan demi atmosfir kehadiran fisik abadi.

Kantor berita pusat Korut, Kamis (12/1) mengatakan tubuh Kim Jong-il akan dibalsem dan dbaringkan di samping ayahnya, pendiri Korea Utara, Kim Il-sung, di ibu kota, Pyongyang. Sebagai tambahan, rezim dilaporkan juga sedang dalam proses mendirikan 'potret tersenyum' Kim dan 'menara untuk keabadiannya' di penjuru negara.

Komite pusat partai telah menjadikan tanggal lahir mantan pemimpin itu sebagai 'Hari Bintang Bersinar', sebuah gelar yang berbeda tipis dengan "Hari Matahari' yang menandai hari lahir Kim Il-sung pada 15 April.

Begitu dibalsem, Kim Jong-il bakal dipajang di samping tubuh ayahnya di Kumsusan Memorial Palace, di mana tubuhnya sempat dipamerkan beberapa saat kepada publik beberapa hari setelah kematiannya akibat serangan jantung pada 17 Desember lalu.

Tidak cukup jelas siapa yang bertugas membalsem tubuh mantan pimpinan Korut tersebut. Pekerjaan itu sangat ribet dan rumit karena mengharuskan pengeringan setiap tetes darah dari tubuh.

Setelah Kim Il-sung meninggal pada 1994, rezim memanggil tim pakar dari pusat struktur biologi asal Moskow. Namun beberapa laporan menyimpulkan bahwa pakar pembalseman Korea Utara tengah bersiap melakukan proses itu sendiri kepada tubuh Kim Jong-il.

Dengan demikian Kim Jong-il akan bergabung dengan sederetan pimpinan komunis dunia yang dilestarikan bentuknya untuk bisa dilihat publik setelah kematiannya.

Praktek membalsem pimpinan Komunis pertama kali dilakukan terhadap jenazah Lenin pada 1924. Tubuhnya disemayamkan di mausoleum Lapangan Merah Moskow. Menyusul kemudian Stalin, yang kemudian disingkirkan di sisi Lenin setelah delapan tahun dipajang. Stalin akhirnya dikubur di bawah tembok Kremlin. Para tiran lain yang mengikuti jejak proses kimia ala pemimpin Soviet adalah Mao Zedong dan Ho Chi Minh.

Tak hanya rumit, proses itu juga memakan waktu lama hingga setahun dan berbiaya mahal. Dalam bukunya, 'North of the DMZ', penulis Rusia, Andrei Lankov menuturkan bahwa Korea Utara dirumorkan telah memabayar para pembalsem Kim Il-sung saat itu sebesar 1 juta dolar.

sumber : Guardian
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement