Jumat 13 Jan 2012 10:48 WIB

Rusia: Uni Eropa Jangan Ikut-ikutan Embargo Minyak Iran

Rep: Lingga Permesti/ Red: Ramdhan Muhaimin
Iran-Rusia
Foto: payvand.com
Iran-Rusia

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW - Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Rusia, Nikolai Patrushev, memperingatkan Uni Eropa tidak ikut-ikutan  AS untuk memberikan sanksi embargo impor minyak terhadap Iran. Menurutnya, langkah itu akan memiliki konsekuensi ekonomi yang pahit bagi negara-negara anggota blok Eropa.

"Jika Uni Eropa mengikuti AS dan memaksakan embargo pada impor minyak Iran, maka organisasi itu sendiri yang akan menderita kerugian terburuk dan bukan AS," katanya Kamis (12/1). AS, lanjut Patrushev, takkan alami kerugian karena memiliki banyak cadangan minyak.

"Masalah jangka panjang ekonomi di zona euro sudah cukup rumit, kebijakan seperti itu hanya akan memperburuk situasi," tambah Patrushev. Ia juga mengatakan Pemerintah Rusia menyadari rencana Eropa untuk menjatuhkan sanksi baru terhadap Iran dalam pertemuan mendatang pada 23 Januari.

"Uni Eropa adalah mitra dagang, ekonomi, dan politik yang paling penting bagi kita. Euro adalah mata uang kedua dalam cadangan negara kita. Oleh karena itu, secara fundamental sangat penting bagi Rusia agar Eropa tidak menjadi lemah, tapi harus menjadi lebih kuat sebagai salah satu pusat dari tatanan dunia sekarang," jelasnya.

Patrushev lebih lanjut menandaskan tuduhan AS bahwa Iran sedang mengembangkan senjata nuklir  belum pernah terbukti. "Kami telah mendengar selama bertahun-tahun bahwa Iran akan membuat bom atom dalam beberapa pekan ke depan. Namun, komponen militer program nuklir Iran belum pernah terbukti sama sekali," katanya.

Sementara Deputi Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan pada Rabu bahwa negaranya tidak akan bergabung dalam sanksi AS dan Eropa terhadap sektor minyak Iran.

sumber : IRIB
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement