REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Menteri Luar Negeri Inggris William Hague pada Ahad (15/1) memperingatkan bahwa program nuklir Iran dapat memicu satu perlombaan senjata di Timur Tengah, dan bahwa semua opsi untuk urusan dengan ancaman tersebut sedang dipertimbangkan.
Dalam satu wawancara dengan Sunday Telegraph, Hague menyerukan rezim Iran untuk memasuki perundingan-perundingan atau menghadapi sanksi yang lebih keras. Pemerintah-pemerintah Eropa bergerak makin dekat kepada kesepakatan mengenai embargo minyak Iran yang akan memberikan perusahaan enam bulan untuk tahap penghapusan kontrak dengan Teheran.
"Kami harus menghadapi masalah ini, karena Iran telah memulai bagian yang mengancam seluruh wilayah Timur Tengah dengan penyebaran nuklirnya," kata Hague kepada Telegraph.
"Ini mengintensifkan masalah yang kita miliki berkaitan dengan program nuklir mereka," katanya menambahkan. "Dan dengan demikian ada resiko bahwa hal ini akan menjadi krisis yang lebih besar pada saat tahun 2012 berlangsung."
Iran menegaskan bahwa program nuklirnya untuk tujuan damai eksklusif. Tetapi kebanyakan negara-negara Barat percaya bahwa itu hanya kedok untuk mengembangkan senjata nuklir.
Kecurigaan itu diperkuat meskipun tidak dikonfirmasi oleh laporan November Badan Energi Atom Internasional (IAEA). Hague berikrar "lebih kuat dan lebih kuat" sanksi yang dijatuhkan kepada Iran, sampai negara itu setuju untuk berunding, namun memperingatkan terhadap efektivitas pembatasan ekonomi.
Menteri mengatakan bahwa Inggris tidak mempertimbangkan aksi militer terhadap Iran, namun menekankan tidak akan "mengambil pilihan di luar perundingan dalam jangka panjang."