REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANEIRO - Diskriminasi menyelimuti Brasil. Buktinya, mereka yang tergolong kulit hitam dipertentangkan. Hal itu terlihat dari perdebatan sengit yang terjadi di 'negeri bola' tersebut.
Perdebatan bermuara pada keharusan jumlah minimal model berkulit hitam yang harus tampil dalam peragaan busana. Selama ini, boleh dibilang, hampir tidak ada model berkulit hitam terlihat di pelbagai peragaan busana yang digelar di Rio de Janeiro pekan ini. Walaupun, Brasil merupakan salah satu negara yang berpenduduk kulit hitam terbesar di dunia.
Peragawan dan peragawati dalam 24 fashion show didominasi oleh mereka yang berkulit putih. Para organisator menegaskan mereka tidak mendiskriminasi warna kulit.
Ketua kelompok aksi Educafro menuntut pemerintah Brasil menerapkan sistem kuota jumlah model berkulit hitam dan putih dalam dunia fashion. Pada 2009 pemerintah sudah memberlakukan persentase minimal yaitu 10 persen harus model berkulit hitam, namun setahun kemudian kebijakan ini dihapus.
Berdasarkan sensus pada 2010 yang dilakukan Institut Geografi dan Statistik Brasil (IBGE), menunjukkan bahwa populasi warga non-kulit putih merupakan mayoritas di Brasil. Dari 191 juta penduduk, 91 juta adalah kulit putih, 82 juta kulit berwarna, dan 15 juta kulit hitam.
Populasi kulit putih berkurang dari 53,7 persen pada 2000 menjadi 47,7 persen tahun lalu. IBGE mencatat, jumlah penduduk yang menyatakan diri kulit hitam naik dari 6,2 persen menjadi 7,6 persen. Sementara kulit berwarna naik dari 38.5 persen menjadi 43,1 persen. Di antara kelompok minoritas, dua juta penduduk Brasil mengaku berasal dan Asia dan 817 ribu penduduk asli.