REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL - Seorang pejabat senior Amerika Serikat, Selasa (17/1) mendesak Korea Selatan dan negara-negara lain mengurangi pembelian minyak dari Iran. Desakan itu sesuai dengan satu usaha pimpinan AS untuk mengenakan sanksi terhadap Teheran menyangkut program nuklirnya.
Robert Einhorn, penasehat khusus bagi non-proliferasi dan senjata Departemen Luar Negeri AS, mengeluarkan pernyataannya itu ketika berunding dengan Wakil Menlu Korsel Kim Jae-Shin.
"Kami mendesak semua mitra kami umtuk membantu kami, bekerja sama dengan kami dalam mendesak pemerintah Iran untuk berunding dengan serius," kata Einhorn,yang tiba di Korsel, Senin untuk lawatan tiga hari.
"Kami mendesak mereka mengurangi pembelian minyak mentah dari Iran dan tidak melakukan perjanjian keuangan dengan bank sentral Iran." Einhorn berjanji tak akan meninggalkan dana membantu kebutuhan ekonomi sekutu-sekutu kuatnya.
Korsel adalah negara industri yang mengimpor seluruh minyak mentahnya. Negara ini menjadi sekutu dekat AS dan menampung 28.500 tentara AS di negara itu. Tetapi dalam 11 bulan tahun lalu, Korsel mengimpor 9.6 persen seluruh minyak mentahnya dari Iran.
Salah satu upaya untuk menghentikan program senjata-senjata nuklir Iran, Presiden AS Barack Obama bulan lalu meneken satu rancangan undang-undang yang memberlakukan sanksi-sanksi keras terhadap institusi-institusi keuangan yang berurusan dengan bank sentral Teheran.
Sebagai importir minyak Iran, Korsel pun saat ini berurusan dengan bank sentral itu untuk membayar minyak mentah yang diimpornya.
"Dalam kenyataan, banyak warga Korea sangat cemas pada sanksi-sanksi terhadap Iran saat ini," katanya kepada wartawan. "Tetapi saya mengharapkan kami dapat bekerja sama erat dan berusaha meminimumkan dampak merugikan ini."