Selasa 17 Jan 2012 16:08 WIB

Pengamat : Abbas Takut Dibunuh

Rep: Amri Amrullah/ Red: Hafidz Muftisany
Meshaal-Abbas
Meshaal-Abbas

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Direktur Pusat Studi Palestina di Uni Emirat Arab, Aldrawi Ibrahim Masri, melihat tindakan Kepala Otoritas Palestina (PA) Mahmoud Abbas yang setuju kembali melakukan perundingan dengan Israel adalah pilihan takut akan dibunuh.

Menurut dia dalam kantor berita Palestina Selasa, (17/1), "Ia takut nasibnya akan seperti pendahulunya, Yasser Arafat," katanya. Karena Masri meyakini kematian Yasser Arafat tidak diakibatkan penyakit, tapi karena pembunuhan.

Arafat dikepung dan terjebak oleh pasukan Israel di kompleks Muqata di Ramallah. Masa-masa itu adalah dimana Arafat tidak mau melakukan perundingan, dan memilih mengkampanyekan serangan intifadha kedua kepada Israel.

Menurut Masri , rekonsiliasi pertemuan bulan lalu antara Abbas dan Kepala Biro Politik Hamas Khaled Mashaal telah membuahkan hasil. Dan di sisi lain pertemuan antara pemerintah otoritas Palestina dan negosiator Israel di Amman beberapa waktu lalu menunjukkan kemunduran.

Karena ada ketakutan dari Abbas dan belajar dari pendahulunya. Ia menilai Abbas memilih untuk kembali setuju melakukan perundingan dengan Israel. Namun Abbas malah mendapat 'tamparan' dari Israel atas persyaratan perundingan yang merugikan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement