REPUBLIKA.CO.ID, BOSTON – Seorang peneliti di Tufts University, Boston, mengatakan kebijakan Amerika Serikat (AS) terhadap negara-negara Muslim tidak akan berubah, selama sistem politik dalam negeri negara ini masih dipengaruhi Israel.
Prof Emeritus Dr W. Scott Thompson dari Tufts University di Boston mengatakan, selama bertahun-tahun, diskusi penyelesaian tentang isu diskriminasi Muslim bisa diterima warga Amerika. Namun selalu menjadi sulit ketika ada intervensi dari Israel.
"Kita tidak bisa mengharapkan hubungan yang benar-benar baik antara Muslim dan Amerika, sampai negara ini mengambil langkah berani tidak akan dipermainkan oleh lobi Yahudi," kata Dr Thompson, Rabu (18/1) dalam pidatonya di Konferensi Internasional tentang Gerakan global moderat (ICGMM), yang berjudul ‘Amerika Serikat dan Dunia Muslim Menjalin Masa Depan Berkelanjutan’.
Dia mengatakan, 64 persen peredaran uang dalam pemilihan nasional lalu diperuntukan bagi calon Partai Demokrat yang berasal dari berbagai kelompok loby Yahudi. Dengan dana mereka, para pendukung Israel telah mempengaruhi agenda politik para kandidat. Dan mengharapkan mereka untuk berkampanye dengan pandangan ekstrem terhadap Islam.
Keyakinan bahwa Presiden Barack Obama akan terpilih kembali, karena dukungan yang kuat oleh komunitas Afrika-Amerika. Dr Thompson mengatakan, dunia khususnya masyarakat Muslim, sangat mengharapkan kebijakan luar negeri AS lebih realistis terhadap dunia Islam, pada pemilihan presiden November 2012 mendatang.