Kamis 19 Jan 2012 20:59 WIB

DK PBB Dilapori Kekerasan di Wilayah Palestina

Blokade Gaza
Blokade Gaza

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Wakil Sekretaris Jenderal PBB Urusan Kemanusiaan dan Koordinator Bantuan Darurat, Valerie Amos, mengatakan di Markas PBB, Rabu (18/1), bahwa ia prihatin dengan perkembangan yang terjadi di wilayah pendudukan di Palestina. Ia mencontohkan, banyak tindak kekerasan di permukiman dan penutupan penyeberangan perbatasan di Jalur Gaza.

Pernyataannya disampaikan di luar ruang Dewan Keamanan PBB. Amos baru saja memberi penjelasan secara tertutup kepada Dewan Keamanan tentang kondisi kemanusiaan yang dihadapi oleh rakyat Palestina. Pembicaraan itu dilakukan atas permintaan negara Arab dan Gerakan Non-Blok (GNB).

"Saya mengingatkan dewan mengenai keprihatinan saya, terutama, dampak yang lebih tinggi sehubungan dengan kekerasan di permukiman. Kita telah menyaksikan peningkatan aksi kekerasan pemukim yang memiliki dampak pada rakyat Palestina, tapi juga dampak pada pemukim Yahudi," katanya seperti diberitakan Xinhua dan dikutip Antara, Kamis (19/1).

Pihaknya juga mengingatkan dewan mengenai Jerusalem Timur sehubungan dengan usulan penambahan permukiman yang akan memutus Jerusalem Timur dengan Tepi Barat.Israel terus membangun permukiman di wilayah Palestina. Pemerintah Israel mengeluarkan rencana untuk membangun kompleks pariwisata baru di permukiman Palestina, Silwan, di Jerusalem Timur.

Amos juga membahas situasi di Jalur Gaza, daerah yang telah menghadapi blokade Israel sejak HAMAS memangku jabatan pada 2007. Israel telah menyatakan negara Yahudi tersebut telah mengendurkan pembatasan blokadenya. Amos mengatakan ia memberi penjelasan kepada Dewan Keamanan PBB mengenai blokade yang berlanjut di Jalur Gaza dan dampak perkembangan ekonomi di sana.

Penjelasan itu disampaikannya kepada 15 perwakilan negara yang masuk sebagai anggota Dewan Keamanan PBB. Salah satu yang penting dalam penjelasannya adalah soal keamanan dan perdamaian internasional berkaitan dengan penutupan tempat penyeberangan komersial yang menghubungkan Jalur Gaza dengan Israel.

Di tempat itu terjadi perlucutan pos penyeberangan. Artinya, kata dia, kegiatan komersial di wilayah Jalur Gaza dan Tepi Barat Sungai Jordan, serta Israel akan berkurang. Dia berpendapat, berbagai peristiwa itu akan berdampak pada merosotnya pembangunan di Jalur Gaza.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement