REPUBLIKA.CO.ID, JERUSALEM--- Perwira tinggi militer Amerika Serikat (AS) Jenderal Martin Dempsey melawat ke Israel pada Kamis (19/1) guna mengkoordinasikan upaya mengekang program nuklir Iran. Pertemuan ini juga sebagai cara agar strategi yang akan dilakukan tidak tumpang tindih.
Dempsey dijadwalkan bertemu dengan kepala militer Israel Benny Gantz pada Jumat (20/1). Ia juga dijadwalkan bertemu dengan Perdana Menteri Benyamin Netanyahu, Menteri Pertahanan Ehud Barak, serta Presiden Simon Peres.
Kunjungan Dempsey ini didasarkan pada kekhawatiran Washington tentang kemungkinan serangan militer Israel terhadap Iran. Dempsey kemungkinan akan mendesak Israel untuk tidak terburu-buru menyerang Iran karena AS masih berusaha untuk menggalang dukungan global melalui sanksi impor minyak Iran.
Kabar terakhir, latihan militer bersama AS dan Israel ditunda sehingga memicu spekulasi Dempsey ke Israel untuk meletakkan hukum dan mengendalikan sekutu dekatnya. Barak juga mengatakan serangan Israel terhadap Iran masih sangat jauh.
Pernyataannya ini tampaknya dirancang untuk menyangkal Israel yang kehilanganan kesabaran atas pendekatan diplomatik Presiden AS Barack Obama yang dianggap terlalu lembek menghadapi Iran. "Dialog antara kami dilakukan atas dasar saling menghormati," kata Barak. "Pemerintahan ini belum pernah terjadi sebelumnya memberikan dukungan untuk pembentukan pertahanan Israel."
Belum lama ini, Israel mendesak Washington untuk memperkeras hukuman pada sektor energi Iran dan bank sentral, dan mengisyaratkan jika diplomasi buntu, serangan kepada Iran menjadi pilihan terakhir.
Ikuti Whatsapp Channel Republika