Sabtu 21 Jan 2012 11:12 WIB

Berniat Beri Sanksi Embargo Iran, Uni Eropa Justru Bingung Sendiri

Kilang minyak Iran
Foto: neftegaz.ru
Kilang minyak Iran

REPUBLIKA.CO.ID, Uni Eropa kembali gagal mencapai kesepakatan final mengenai embargo yang direncanakan terhadap ekspor minyak Iran dalam pertemuan terbaru di Brussels. Dilaporkan, para diplomat senior dari 27 negara anggota Uni Eropa pada prinsipnya menyepakati larangan impor minyak Iran, dan menempatkan lebih banyak tekanan terhadap Teheran atas program nuklirnya. Namun, mereka gagal  menentukan detail sanksi, dan masalah tersebut akan dibahas pada pertemuan menteri luar negeri Uni Eropa Senin depan.

Sikap negara anggota Uni Eropa masih tetap terbagi atas beberapa isu, terutama mengenai tenggat waktu yang akan memungkinkan negara blok Eropa itu melepaskan ketergantungannya terhadap minyak Iran setelah sanksi diberlakukan.

Beberapa anggota Uni Eropa sedang mencari tenggang waktu antara satu hingga 12 bulan untuk memungkinkan mereka mencari pasokan alternatif. Yunani yang sangat tergantung terhadap minyak mentah Iran, mendorong untuk penundaan terpanjang, sementara Inggris, Prancis, Belanda dan Jerman mengatakan mereka membutuhkan waktu maksimal tiga bulan.

Pemerintah Uni Eropa melarang membuat kontrak baru dengan Iran sejak embargo diberlakukan, namun dapat membeli minyak mentah yang sebelumnya dikontrak. Uni Eropa diperkirakan akan mengadakan pertemuan puncaknya pada tanggal 23 Januari mendatang yang memfokuskan pembahasan rincian embargo ekspor minyak Iran.

Negara anggota Uni Eropa membeli pasokan sekitar 500 ribu barel per hari minyak dari Iran, yang menempatkan blok itu sebagai pasar terbesar minyak mentah Tehran.

AS dan Uni Eropa menuduh Iran mengejar program nuklir militer, dan menggunakan tudingan tersebut sebagai alasan untuk menekan Dewan Keamanan PBB supaya menerapkan sanksi putaran empat terhadap negara itu.

Iran sebagai penandatangan Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT) dan anggota Badan Energi Atom Internasional (IAEA) berhak memanfaatkan energi nuklir untuk tujuan damai.

sumber : IRIB/IRNA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement