REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO - Anak tertua mantan pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong Ill, Kim Jong Nam berharap adik tirinya Kim Jong Un melakukan reformasi di negara yang baru dipimpinnya. Bahkan Jong Nam tidak segan mengkritik kepemimpinan adiknya.
Menurut Jong Nam, adiknya tidak lebih dari sekedar 'boneka' yang dimainakn teman-teman dekat ayahnya, Kim Jong Ill. Hal itu terungkap dalam buku berjudul 'Bapakku Kim Jong Ill dan Aku' yang ditulis wartawan Jepang, Yoji Gumi.
Buku karya Gomi terbilang langka. Sebab, pemeritahan Kim Jong Ill sangat tertutup. Dalam sebuah email 3 Januari, dimana kontak terakhir antara Kim Jong Nam dan Gomi terjadi, Kim Jong Nam mengatakan adiknya hanyalah boneka dari orang-orang dekat ayahnya.
"Adik saya hanya akan menjadi boneka dari orang yang ingin mengambil alih pekerjaan ayah saya," tulis Gomi, sebagaimana dilansir Associated Press, Sabtu (21/1).
Kim Jong Ill diketahu memiliki tiga orang anak. Satu anak dari istri kedua dan dua anak dari istri ketiga. Kim Jong Un sendiri menggantikan posisi ayahnya yang meninggal 17 Desember 2011 sebagai pemimpin tertinggi di negara berhaluan komunis, Korea Utara.
Kim Jong Nam “lolos” sebagai pewaris tahta salah satunya lantaran ketahuan berusaha masuk Jepang dengan paspor palsu. Ironisnya hal tersebut dilakukan Kim Jong Nam hanya untuk mengunjungi Disney Land di Tokyo. “Dia sekarang menghabiskan banyak waktunya di Daratan Cina atau di pusat perjudian Cina, Makau,” kata Gomi.
Gomi mengatakan Jong Nang memiliki pribadi yang sopan, cerdas, dan ramah saat berbicara. Perselisihan antara Jong Nam dan Jong Un langsung tampak setelah pemakamam Kim Jong Ill dilakukan. Saat itu dalam sebuah wawancara dengan salah satu stasiun televisi Jepang Kim Jong Nam menyatakan keberatan dengan pengalihan kekuasaan ke adik tirinya.
Menurut Gomi ketidaksetujuan Jong Nam lebih karena rasa iri. "saya mendapat kesan bahwa dia berpikir: Aku seharusnya berada di posisi itu. Tapi sekarang seorang yang jauh lebih muda dariku, berumur 20-an yang mendudukinya. Padahal saya dapat melakukan yang lebih baik," kata Gomi.
Andai kekuasaan Korea Utara jatuh ke tangan Kim Jong Nam, Gomi menduga Korea utara akan menjadi lebih dekat dengan Jepang dan Koroea Selatan. “Tapi dia lebih suka di luar negaranya. Dan Utara akan segera bangkrut," katanya.
M Akbar Widjaya