REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran-Irak berusaha meningkatkan hubungan kerja sama bilateral. Wakil Presiden Pertama Iran, Mohammad Reza Rahimi, mengatakan, hubungan bilateral ditingkatkan dalam semua bidang. Menurut laporan laman Kantor Presiden, dalam pertemuan dengan Menteri Minyak Irak, Abdulkarim al-Luaybi, Rahimi mengatakan bahwa Teheran dan Baghdad harus meningkatkan hubungan mereka.
Kerja sama itu dikhususkan di perminyakan, energi, dan keamanan regional. Kerja sama itu ditujukan agar kedua negara menjadi kekuatan di kawasan dan internasional. Rahimi mengatakan bahwa keamanan di kawasan tersebut harus disediakan oleh negara-negara regional dan keberadaan kekuatan asing dengan dalih pembentukan keamanan di kawasan itu akan membahayakan keamanan.
"Mereka berada di sini, sehingga mereka dapat menyediakan kepentingan mereka sendiri, sementara kita menginginkan perdamaian, persahabatan dan keamanan bagi semua bangsa dan negara di sini," kata wakil presiden, seperti diberitakan IRNA, Ahad (22/1). Dia juga menegaskan bahwa segala kekuatan agresif harus keluar dari kawasan tersebut dan membiarkan negara-negara regional mengatasi keamanannya sendiri.
Al-Luaybi, yang saat ini ketua rotasi OPEC, menyatakan senang berada di Teheran dan mengatakan bahwa di bidang perminyakan, kedua negara akan menyaksikan langkah penting dan efektif di masa depan. Menurutnya, musuh saat ini sedang menjalani rancangan yang sama dengan plot yang berbeda di wilayah tersebut. Dia mengatakan, untuk situasi saat ini, kerja sama bilateral Iran-Irak sangat diperlukan.
Dia juga mengatakan bahwa Irak sedang berupaya agar OPEC tidak terlibat dalam urusan politik. Karena, kata dia, masalah minyak adalah sesuatu yang penting dan strategis bagi dunia.