REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Kapal Induk Amerika Serikat (AS) kelas utama berbahan bakar nuklir, USS Abraham Lincoln berlayar di Selat Hormuz, Teluk Persia, Ahad (22/1). Juru bicara Armada Angkatan Laut ke-5 Amerika Serikat, Derrick Frost mengatakan, kehadiran USS Abraham Lincoln merupakan bagian operasi rutin angkatan laut AS di wilayah tersebut.
"Pelayaran itu bagian dari operasi keamanan rutin," ujar Frost yang berbasis militer di Bahrain seperti dilansir Associated Press. Kendati menyebut sebagai operasi rutin, kehadiran USS Abraham Lincoln berpotensi besar meningkatkan ketegangan antara AS dan Iran.
Pasalnya, sejak ditariknya pesawat induk USS John dari kawasan teluk pada Desember lalu, para pejabat Iran telah memperingati AS untuk tidak lagi melakukan operasi militer di perairan teluk, termasuk Selat Hormuz. Namun sepertinya AS tidak mengindahkan peringatan Iran tersebut.
USS Abraham Lincoln adalah kapal induk kelima dari kelas utama atau Nimitz class yang memiliki panjang hingga 333 meter. Total angkatan laut Amerika Serikat memiliki sepuluh kapal induk di kelas Nimitz yang mampu beroperasi 20 tahun penuh tanpa pengisian ulang bahan bakar karena bereaktor nuklir.